BeritaDewata.com, Buleleng – Banyaknya Obyek Wisata di Bali Utara /Kabupaten Buleleng, kini di masing-masing Desa yang ada di Buleleng mulai menggarap wilayahnya sendiri, guna membangkitkan sumber alam yang ada di Desa tersebut. Dengan banyaknya obyek wisata yang mulai digarap di tingkat Desa, Buleleng akan lebih maju dan berkembang pesat dari segi Pariwisata.
Kabupaten Buleleng yang merupakan wilayah terluas dan mempunyai jumlah penduduk terbesar di Bali, belakangan ini masyarakat sangat banyak disuguhi daerah kunjungan wisata seperti Wisata Permandian Air Sanih yang teletak di Buleleng timur dan berlokasi di Desa Bukti Kecamatan Kubutambahan, Permandian Air Panas Banjar yang terletak di Kecamatan Banjar dan Permandian Mumbul Desa Anturan Kecamatan Buleleng yang berlokasi di Desa Anturan.
Permandian Mumbul Anturan yang dulunya kumuh dan banyak memiliki sejarah kelam, namun kini berkat ide-ide dari para prejuru adat Mumbul tersebut mampu disulap menjadi obyek wisata Air oleh Adat dan Dinas Anturan, kolam yang berukuran 21×17 meter terdapat 11 sumber mata air yang begitu deras dari dalam tanah.
Berbeda dengan permandian lainya yang ada di Kabupaten Buleleng, Mumbul Desa Anturan yang masih merupakan kawasan Pariwisata Lovina kini mulai banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah, permandian yang baru dibangun beberapa tahun lalu oleh Desa Adat dan Desa Dinas melalui berbagai bantuan seperti dana ibah Provinsi dan Anggaran pembangunan dari Desa Adat yang merupakan 20% dari hasil Lembaga Adat.
Setiap hari ratusan pengunjung silih berganti datang dan memadati kolam tersebut, mereka datang bukan saja sekedar mandi atau bermain Air tetapi juga melakukan pembersihan diri dari air tersebut yang diyakini sebagai obat penyembuh segala penyakit.
Dari kesebelas mata air yang ada, salah satunya terdapat air yang teresa sangat dingin seperti mandi dengan Es. Posisi mata air tersebut berada tepat di bawah pohon besar yang tumbuh disamping permandian.
Dari cerita para sesepuh warga Desa Anturan Permandian tersebut baru diketahui pada tahun setelah berdirinya Desa Anturan, pada jaman itu masyarakat Desa Anturan bergelut sebagai petani ladan dan sawah mereka berduyun-duyun mencari air guna mengairi sawah mereka yang pada waktu itu mengalami kekeringan.
Konon Penirtaan dan Permandian Mumbul tersebut dihuni oleh mahkluk cantik berjenis kelamin perempuan dan dan memiliki rambut yang sangat panjang.
Dibagian timur yang terdapat tempat persembahyangan yang merupakan Induk dari mata air tersebut masyarakat atau Desa Adat sering menggunakan tempat tersebut untuk Melukat (Pembersihan) dalam rangkain keagamaan.
Salah seorang pengunjung yang masih warga Desa Anturan kebetulan berdinas di Polresta Denpasar Gede Arbawa karena tugas Negara dirinya sejak itu tidak pernah mengunjungi kolam tersebut.
Masa kecilnya selalu mandi bersama sang ayah yang dulu pernah menjadi kepala Desa Anturan tahun 1990 namun kini sudah Almarhum. Arbawa, yang kebetulan sedang mandi bersama keluarga saat dikonfirmasi terkait permandian Mumbul tersebut dirinya mengungkapkan, kalau melihat perbedaan dulu mumbul ini sangatlah jauh sekali dulu kumuh sekali tempat suci ini kurang ada penatataan, sekarang sudah sangat bagus.
“Saya sebagai masyarakat merasa bangga adanya permandian seperti ini, barangkali ini bisa mengurangi keinginan masyarakat yang dulunya jauh-jauh mencari kolam untuk mandi sekarang Desa sudah memiliki, pasti ini akan lebih ramai lagi, apalagi tempatnya sangat mudah untuk mencari cuman beberapa meter dari jalan raya utama dan masyarakat pun tidak perlu mandi kehotel apalagi bayar mahal- mahal,” ucap Arbawa.
Permandian tersebut yang mulai padat pengunjung, Arbawa juga menuturkan terkait banyaknya Bansos dari pemerintah pusat diharapkan juga agar Desa sebisa mungkin untuk mengelolanya dengan pertanggung jawaban yang jelas dan diharapkan bantuan tersebut bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti Permandian Mumbul yang di bangun melalui berapa Bansos Provinsi Bali.
Ditempat terpisah kelian Adat Desa Pakraman Anturan Drs I Ketut Mangku menyebutkan, bahwa apa yang menjadi perkembangan dan permintaan warga selalu berusaha dan ia tepati guna memajukan Desa Anturan. Mumbul yang dahulu menjadi permasalahan dan mempunyai sejarah panjang, hingga Desa berseteru dengan salah satu warga yang kebetulan Mata Air tersebut berada disalah satu tanah milik warga, namun dengan berbagai pertimbangan dan mediasi panjang hingga kasus tersebut memasuki ranah hukum akhirnya menemukan solusi Penirtaan itu dilepas oleh sang pemilik tanah dan menjadi milik Adat Anturan.
Begitu pula seperti yang dipaparkan sang pemilik tanah I Nyoman Sumatra mantan pegawai Kejaksaan Singaraja saat dikonfirmasi menyebutkan “Kami tidak ingin membangun masalah, kalau membangun Desa mari bangun bersama. Sekarang untuk jalan dari timur menuju kepermadian itu dulu kan bengkok sekarang beberapa tanah saya berikan untuk jalan kesana. Rencananya dari timur akan dibuatkan Gapura oleh desa Adat, intinya kami tidak ingin membangun masalah kami ingin membangun desa,” ucap Nyoman Sumatra, ditemui Rabu (24/5/2017).
Kelian Desa Adat Pakraman Anturan Drs. I Ketut Mangku saat dikonfirmasi pada Rabu 23/5/2017 pukul 11:15 di Balai Desa Adat Anturan, terkait Penirtaan dan Permandian itu dengan berbagai pertimbangan hingga terlaksana suatu pembangunan menyebutkan.
“Dengan melibatkan perjuru Adat dan Dines kita bangun Permandian itu yang merupakan warisan, patut kita kembangkan dan kita Lestarikan bersama. Disamping Permandian itu merupakan tempat Spiritual yang sering digunakan masyarakat untuk melukat (Pembersihan) juga patut kita jaga. Mata Airnya menyebar ada sebelas titik yang di kolam paling barat itu tiga titik, kolam tengah empat dan di timuran tempat Pelinggih ada empat juga. Karena ini sudah menjadi milik Desa, nanti itu juga bisa dipakai tempat rekreasi oleh masyarakat luas,” imbuh Ketut Mangku.
Mangku juga menjelaskan ketika mulai pembangunan pada Mumbul tersebut, seorang perempuan muda menghampiri diilokasi tersebut dan mengaku warga dari luar Kabupaten Buleleng datang mencari air tersebut bahwa Air yang selama ini ia cari untuk menyembuhkan penyakitnya ada di Penirtaan Mumbul tersebut.
“Toye Niki sampun tiang rereh Jro, Niki aura toye becik pisan, tulung jage enggih,” pungkas Mangku meniru capanya.