DENPASAR, BeritaDewata – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali menggelar forum Silaturahim MUI, Ormas, Tokoh Islam yang mengusung tema “Kecam Zionis Israel Bela Palestina”, Sabtu (22/5/2021), di Lantai 2 Musalah Baitul Mukminin Panjer, Denpasar Selatan.
Ketua Umum MUI Bali, Drs. H. Mahrusun Hadyono, M.Pd.I. mengingatkan beragam respons keras umat Islam di Tanah Air terhadap aksi barbar tentara zionis Israel bukan tanpa alasan. “Hubungan kita, bangsa Indonesia dengan Palestina sudah berlangsung bahkan sejak sebelum kita merdeka tahun 1945,” ujar H. Mahrusun Hadyono dalam sambutan tanpa teks saat membuka acara silaturahim tersebut.
Mahrusun mengingatkan, hubungan Indonesia dan Palestina terbina bukan hanya karena adanya hubungan keagamaan. “Sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, seorang mufti dari Palestina, Amin Al Husaini, menyampaikan selamat atas kemerdekaan bangsa kita. Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Hubungan bersejarah tersebut, bahkan diingatkan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, K.H. Muhyiddin Junaedi, M.A., dalam siraman rohani secara virtual pada sesi lain acara silaturahim tersebut. Mantan Ketua Komisi Hubungan Internasional MUI Pusat ini menyebut nama Muhammad Ali Taher, pengusaha kaya raya Palestina, yang rela menyumbangkan harta kekayaannya guna membantu perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan pada masa penjajahan dulu.
Ikatan emosional bersejarah itulah yang mendorong umat Islam khususnya menaruh sikap prihatin atas penderitaan yang dialami rakyat Palestina. H. Mahrusun Hadyono berharap, umat Islam di Bali turut mendoakan agar beban penderitaan rakyat Palestina diringankan Allah SWT.
“Umat Islam harus peduli. Kita sumbangkan rezeki kita untuk saudara-saudara kita di Gaza dan sekitar wilayah Palestina. Rasa kemanusiaan kita tersentuh, mengetuk hati kita untuk peduli terhadap korban yang merenggut jiwa anak-anak dan kaum ibu,” ujar H. Mahrusun.
H. Mahrusun juga menyinggung posisi penting Palestina di mata umat Islam. Ini berkaitan dengan keberadaan Masjid Al Aqsa di Yerusalem. “Selain masjid di Mekkah dan Madinah, kita ketahui bawah Rasulullah memerintahkan kita mengunjungi juga Masjid Al Aqsa di Yerusalem,” kata H. Mahrusun yang juga Ketua Baznas Provinsi Bali itu.
Acara silaturahim tersebut dihadiri jajaran pengurus MUI Bali, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Bali, H. Bambang Santoso, jajaran pengurus DMI kabupaten/kota, sejumlah pengurus paguyuban etnis Nusantara, tokoh politik, serta kalangan pengurus musalah dan masjid.
“Alhamdulillah acara berlangsung dengan baik. Undangan yang hadir antara lain 32 perwakilan ormas Islam di Bali, 12 paguyuban etnis, juga kalangan tokoh politik,” jelas Ketua Panitia Pelaksana, H. Wahyu Sri Handono, S.T.
Selain paparan tentang posisi Palestina dalam peta konflik dengan bangsa zionis Israel oleh K. H. Muhyiddin Junaedi, M.A., juga ditambah paparan secara offline oleh pembicara dari Bali, Ustad Nur Asyur. Acara silaturahim juga diselingi dengan pembacaan puisi tentang Palestina oleh siswi SD Muhammadiyah Denpasar.
Seruan kepada para pengurus musalah dan masjid untuk bersama-sama menggalang dana kemanusiaan di bawah koordinasi MUI Bali dan MUI kabupaten/kota disampaikan Ketua DMI Kota Denpasar, H. Mardi Soemitro. Sementara Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI bali, H. Hamsun Imtihan, menyampaikan seruan agar musalah dan masjid di Bali mengangkat tema khutbah Jumat berkaitan dengan Palestina disertai pembacaan doa qunut nadzila.
Acara silaturahim diakhiri pembacaan pernyataan sikap MUI Bali berkaitan aneksasi tentara zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Pernyataan sikap dibacakan Koordinator Tim Gerakan MUI Bali Peduli Palestina, Syamsuddin Kelilauw. Pimpinan MUI Bali ormas Islam, paguyuban etnis Nusantara, tokoh politik, dan pengurus musalah/masjid ikut mendampingi dan menyaksikan. Setelah itu, seluruh perwakilan yang hadir tersebut menandatangani pernyataan sikap tertulis.
“Alhamdulillah 90 persen peserta yang bersedia menandatangani pernyataan sikap bersama tersebut hadir,” imbuh H. Wahyu Sri Handono. rls