BeritaDewata.com, Buleleng – Kabupaten Buleleng belakangan ini mulai menggarap infrastruktur guna memajukan perekonomian, seperti jalan- jalan yang ada di pusat kota begitu indah dan dibuat semulus mungkin. Begitu juga ditingkat pedesaan yang dekat dengan perkotaan beberap diantaranya sudah mulai di perbaiki.
Namun sangat berbeda dengan jalan yang ada di pedesaan Buleleng Barat. Banyak infrastruktur yang seolah terbengkalai, dan masih butuh diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Seperti jalan yang ada di Dusun Batu Ampar Desa Pejarakan, Kecamataan Gerokgak/Buleleng.
Sejak Jalan tersebut dibangun oleh warga Batu Ampar pada tahun 1990 melalui program padat karya. Sampai sekarang sudah tahun 2017, jalan ini belum pernah tersentuh oleh lirikan dari Pemkab Buleleng. Padahal daerah tersebut merupakan daerah yang cukup ramai mendapatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan Lokal.
“Jika melalui jalan tersebut kita akan banyak disuguhi berbagai Hotel berbintang dan Obyek Wisata lainya seperti pasir putih yang dikelola Kelompok Sadar Wisata( Pokmasta). Jika masyarakat ingin berkunjung ke Pulau Menjangan melihat Destinasi Wisata bawah laut bisa melalui penyeberangan Banyu Mandi.” Ungkap Kepala Dusun Batu Ampar Ketut Wendra yang sudah menjabat 12 tahun sebagai Kadus saat dihubungi, Minggu 28 Mei 2017.
Menurutnya, Masyarakat Dusun Batu Ampar sangat bermimpi dan berharap kepada pemerintah Kabupaten Buleleng agar perbaiki jalan tersebut segera dilaksanakan. “Setiap musim penghujan tiba, jalan disamping licin, krikil dan bebatuan tajam bisa menggemboskan roda sepeda motor.” Imbuhnya.
Warga menyebutnya Jalan “Mimpi” dengan wilayah dan jumlah penduduk melebihi dari 100 Kepala Keluarga, panjang jalan mencapai 1kilometer dan luas 12 meter. “Anehnya disekitar jalan tersebut terdapat tanah milik Pemerintah Kabupaten Buleleng yang di kontrak oleh hotel Mimpi dan SDN 4 Pejarakan.” terang Ketut Wendra.
“Itu dulu pada tahun 1990 yang pertama sekali membangun adalah Hotel Mimpi, makanya kami namai jalan Mimpi, kami sudah pernah mengajukan ke pemerintah kabupaten bersama pak mekel Pejarakan karena statusnya jalan itu jalan kabupaten.” imbuhnya.
Ia menambahkan. dulu kenapa jalan Mimpi ini di perlebar, karena ada rencana dari PT Perapat Agung akan membangun pada tahun 1990 an. “Jadinya luasnya jalan mencapai 12 meter dulunya sih cuman 4 meter luasnya, dan itu kalau musim hujan pasti ada saja masyarakat jatuh bawa motor karena licin jalanya. Pernah juga dari karyawan hotel jatuh saat melintasi jalan itu.” ujar Ketut Wendra.
imbuhnya, Jalan Mimpi yang menghubungkan ke berbagai hotel yang ada disekitarnya, setiap masuk keperhotelan seperti Hotel Bali Dinasty dan Hotel Gawana semua sudah terbetonisasi dan diaspal oleh para pihak hotel. “Jalan Mimpi sering kali para pejabat Pemernitah Kabupaten atau pun Provinsi melintasinya, mereka seperti tidak ada lirikan padahal kawasan tersebut merupakan daerah kunjungan wisata dan padat penduduk.” ujarnya.
Ketut Wendra juga sangat berharap sebelum dirinya berhenti menjadi kepala wilayah di Dusun Batu Ampar, agar pemerintah Kabupaten Buleleng memperhatikan jalan Mimpi tersebut. “Saya sangat berharap pemerintah memperhatikan jalan tersebut dan saya juga sangat mengidamkan bersama masyarakat agar jalan itu segera di aspal kalau itu sudah diperbaiki ya pasti perekonimian disini lancar.” Pungkas Wendra.
“Waktu ini pernah saya tanyakan bersama sama pak haji katanya akan di Aspal tapi kapan saya tidak tau, kebetulan waktu itu rapat di Hotel Gawana yang dihadiri Kadis Pariwisata, pak Camat, DPRD komisi II katanya tunggu keputusan dari PU,” cerita Nyoman Sandi Seorang pelaku wisata Banyu Mandi, saat dihubungi melalui pesan singkat, Minggu 28 Mei 2017.
Ditempat terpisah Kepala Dinas PU Kabupaten Buleleng Ketut Suparta Wijaya, saat di hubungi terkait jalan Mimpi di Desa Pejarakan “Yang rusak itu bukan jalan Kabupaten, Jalan kabupaten panjangnya hanya 1 km dan kondisi jalanya masih baik, selebihnya itu jalan lingkungan. Ya Rabu ini saya turun dan cek kelapangan.” Pungkasnya.