DENPASAR, BERITADEWATA – Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan mengakui jika TPA Suwung yang ada di Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar gagal dikelolah saat IMF dan World Bank. Hal ini disampaikan Luhut meninjau lokasi pembangunan pengolahan sampah terpadu di Denpasar, Jumat (25/2/2022).
“Sebenarnya waktu IMF World Bank kita mau mengelola Suwung menjadi listrik dan sebagainya. Tetapi gagal karena masalah typing fee dengan pihak ketiga. Makanya pekerjaan ini terhenti,” ujarnya. Saat ini TPA Suwung akan dikelolah dalam rangka menyambut KTT G-20.
Saat ini Luhut berjanji akan membuat Bali ini lebih bersih dengan pola kelembagaan yang lebih bagus, termasuk TPA Suwung. Salah satunya dengan pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di tiga lokasi di Kota Denpasar yakni di Tahura, Padangsambian Kaja, dan Kertalangu. Jadi Ini akan mengolah 820 ton sampah per hari di Kota Denpasar.
Sisanya akan dikelolah di beberapa desa dan kelurahan yakni tempat pengolahan sampah berbasis sumber yang akan menyerap sekitar 200 ton sampah. “Pembangunam tiga TPST akan selesai akhir Juli dengan total pembiayaan sekitar Rp 105 miliar. Sekarang juga sudah bekerja. Itu kami target Juli akhir selesai. Agustus dan September nanti sudah operasi,” ujarnya.
Penguatan kelembagaan akan sangat berdampak. Saat ini yang terlibat semua Kementerian dan pemerintah daerah setempat. Bila sebelumnya di TPA Suwung rencana investasi Rp 2,5 triliun tidak berjalan, kali ini total pembiayaan hanya Rp 105 miliar. Saat ini pemerintah pusat selalu mencari skema efisien dan melihatkan semua lembaga. “Ini perintah presiden melakukan efisiensi di semua sektor dan melibatkan UMKM,” ujarnya.
UMKM akan dilibatkan dalam proses pengolahan sampah di TPST di tiga lokasi. Tentu ada commisioning, ada tambahan inilah. Tinggal kedua kelembagaannya harus ada. Kelembagaan ini ada supaya nanti untuk mengatur. Karena hasil dari TPST ini mendatangkan banyak uang mulai dari kompos, bahan plastik daur ulang dan sebagainya.
“Seperti yang terjadi di Makasar. Dalam setahun hasilnya Rp 6 miliar. Jadi perbulannya hasilnya Rp 500 juta,” ujarnya.