BeritaDewata.com, Denpasar – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan pernyataan yang mengejutkan saat menghadiri upacara doa bersama menjelang Sidang IMF dan World Bank yang digelar di depan Monumen Perjuangan Bajrasandi Renon Denpasar, Jumat malam (28/9).
Pernyataan mengejutkan itu dikatakan berturut-turut baik saat Luhut memberikan sambutan saat acara doa bersama maupun saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah awak media yang mengkonfirmasi pernyataan tersebut.
Dalam arahannya, Luhut meminta agar hotel-hotel di Bali bisa menaikkan tarif saat menerima tamu yang akan mengikuti Sidang IMF dan World Bank di Nusa Dua Bali pada tanggal 7 sampai 14 Oktober 2018 nanti.
“Saat saya di New York mengikuti sidang di PBB, kita menginap di hotel yang biasa-biasa saja tetapi harganya mahal. Hotel-hotel tersebut fasilitasnya biasa-biasa saja. Tetapi harganya bisa puluah juta. Dibandingkan dengan hotel-hotel mewah di Bali, maka harganya jauh di bawah. Jadi kita naikkan saja tarifnya, tetapi yang sewajarnya. Tidak apa-apa menaikan tarif hotel tersebut,” ujarnya.
Namun kalau mau menaikan tarif harus kompak, seimbang. Jangan sampai saling sikut, saling menjatuhkan karena akan merugikan diri sendiri dan mengorbankan semuanya.
Menurut Luhut, tidak saja tarif hotel yang dinaikan. Harga lainnya juga harus dinaikan. Harga makanan, kunjungaan wisata, restoran, semuanya harus dinaikan. Ini adalah kesempatan bagi Bali untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Kebiasaan yang sama juga terjadi di berbagai negara di seluruh dunia. Begitu ada event berskala besar maka mereka kompak menaikan tarifnya agar keuntungan bisa didapatkan sebesar-besarnya.
Ia menegaskan, dampak dari IMF dan World Bank (WB) gaungnya sudah sampai kemana-mana. “Saat saya di New York, mereka semua antusias. Semua penasaran tentang Bali. Mereka ingin bertemu di Bali. Bahkan ada yang tidak sabaran untuk segera ke Bali. Setiap ketemu saya, mereka selalu katakan akan bertemu di Bali beberapa waktu ke depan ini,” ujarnya.
Dampak ekonomi dari IMF dan WB sudah diperhitunagn Bappenas. Dimana ekonomi Bali akan bertumbuh 0,64 persen langsung di Bali. Itu pun dengan asumsi hanya 15 ribu yang datang. Sementara laporan terakhir bisa sampai 25 ribu orang.
Artinya, pertumbuhan ekonomi akan lebih besar dari apa yang diperhitungkan. Padahal uang yang dikeluarkan pemerintah untuk membenahi semua yang ada tidak lebih dari Rp 650 miliar. “Dampaknya besar. Uang yang dikeluarkan baru Rp 466 miliar. Uang itu akan kembali kepada negara. Sementara dampak lainnya ada lapangan terbang diperlebar, ada underpass, hotel-hotel semua penuh. Hotel dinaikan sedikit tidak apa-apa. Tapi kita himbau jangan sampai aneh-aneh. Jangan ada kenaikan ekstrim. Nanti ada pengaturan teknis. Masyarakat Bali harus menjadi tuan rumah yang baik,” ujarnya.