Legislator hingga Tokoh Lintas Agama Hadiri Silaturahmi Idul Adha UJB, Tegaskan Etika Jurnalisme dan Toleransi

Ukhuwah Jurnalis Bali (UJB) menggelar acara silaturahmi dan syukuran Idul Adha 1446 Hijriah di Kubu Kopi, Denpasar, Sabtu (7/6/2025).

DENPASAR, BERITA DEWATA – Komunitas jurnalis muslim yang tergabung dalam Ukhuwah Jurnalis Bali (UJB) menggelar acara silaturahmi dan syukuran Idul Adha 1446 Hijriah di Kubu Kopi, Denpasar, Sabtu (7/6/2025). Kegiatan ini berlangsung dalam suasana hangat dan kekeluargaan, serta dihadiri sejumlah tokoh lintas agama dan profesi.

Acara tersebut tidak hanya menjadi ajang perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat solidaritas antarjurnalis serta menegaskan pentingnya etika dalam pemberitaan.

Ketua UJB Bali, Muhammad Ridwan, dalam sambutannya mengajak insan pers untuk semakin profesional dan bijak, terutama dalam menyikapi isu-isu sensitif yang menyangkut kedaerahan dan identitas kelompok.

“Narasi yang mengarah pada kelompok suku tertentu perlu dikurangi, bahkan dihentikan. Jika terus dipelihara, itu bisa memecah persatuan bangsa,” ujar Ridwan yang juga Pemimpin Redaksi RadarBali.id dan Jawa Pos TV Bali.

Ia juga menekankan agar UJB tidak hanya menjadi forum silaturahmi, tetapi juga turut memikirkan kesejahteraan anggota dan terus berinovasi dalam program-program yang mencerminkan semangat kebersamaan lintas media, termasuk media cetak, daring, radio, dan televisi.

Turut hadir dalam acara tersebut Anggota DPRD Bali dari Komisi I, Zulfikar, yang menyumbangkan satu ekor kambing kurban untuk komunitas UJB. Legislator dari Fraksi Gerindra itu menyatakan bahwa peran jurnalis sangat penting dalam menjaga kohesi sosial di tengah keberagaman Bali.

“Wartawan punya potensi besar menjadikan kegiatan lokal bernilai nasional. Kolaborasi antarumat Hindu, Muslim, Katolik, dan lainnya harus terus didorong agar nilai-nilai Pancasila benar-benar hidup di Bali,” kata Zulfikar.

Sejumlah tokoh masyarakat turut memberikan pandangannya dalam kegiatan tersebut. Ketua Komunitas Jurnalis Pena NTT, Apollo K. Daton, mengingatkan pentingnya pemberitaan yang mendidik dan tidak memicu konflik berbasis etnis.

“Kita harus menjauhi berita yang berpotensi menimbulkan stigma atau kerusuhan. Tugas jurnalis adalah memberikan edukasi dan membangun pemahaman,” ujar Apollo.

Hal senada disampaikan tokoh masyarakat sekaligus Kepala Dusun di Denpasar Barat, I Wayan Mardika. Ia menyoroti menurunnya semangat silaturahmi di masyarakat Bali akibat kesibukan dan polarisasi sosial yang semakin menguat.

“Dulu, saling mengunjungi antarumat saat hari raya adalah hal biasa. Sekarang mulai memudar, terutama di kota. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” ungkap Mardika.

Tokoh muda GMNI Bali sekaligus akademisi Universitas Udayana, Efata Borromeu Duarte, juga hadir dan menyuarakan pentingnya solidaritas antarkomunitas di tengah perkembangan zaman yang kerap mengikis nilai-nilai kebersamaan.

Kegiatan silaturahmi Idul Adha ini menjadi penegas peran strategis jurnalis dalam membentuk narasi kebangsaan yang merekatkan, bukan memecah belah. Etika jurnalistik, profesionalisme, dan semangat kolaborasi lintas elemen masyarakat dinilai menjadi fondasi utama dalam menjaga harmonisasi sosial di Bali.

Lebih dari sekadar perayaan keagamaan, momen ini memperkuat pesan bahwa insan pers memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga semangat toleransi dan keberagaman di tengah kompleksitas kehidupan masyarakat modern.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here