DENPASAR, BERITA DEWATA – Memperingati Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat solidaritas sosial dan toleransi antarumat beragama. Tahun ini, sebanyak 145 ekor sapi dan 275 ekor kambing disembelih dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat luas.
Kegiatan pemotongan hewan kurban dipusatkan di Kantor DPW LDII Bali, Padangsambian, Denpasar Barat, Jumat (6/6/2025). Wakil Ketua I DPW LDII Bali, H. Hardilan, S.H., menjelaskan bahwa kurban tahun ini merupakan hasil gotong royong warga LDII dari tujuh kabupaten/kota se-Bali.
“Jumlahnya meningkat dibanding tahun lalu. Tahun ini 145 sapi dan 275 kambing. Alhamdulillah, ini menunjukkan semangat berbagi yang terus tumbuh,” kata Hardilan Jumat, (06/06).
Seluruh hewan kurban, lanjut dia, telah melalui pemeriksaan kesehatan sesuai standar syariat. Proses distribusi juga dilakukan merata, termasuk kepada warga non-Muslim di sekitar lokasi.

Salah satu hal unik dari pelaksanaan kurban oleh LDII di Bali adalah pelestarian tradisi lokal “ngejot”, yakni berbagi bingkisan daging kepada tetangga lintas agama. Tradisi ini dinilai menjadi jembatan kerukunan sosial yang sudah mengakar kuat di Pulau Dewata.
“Setelah pemotongan, kami bagikan juga kepada tetangga yang beragama Hindu, Kristen, bahkan yang tidak beragama. Ini bukan hanya soal berbagi daging, tapi juga mempererat silaturahmi dan menjaga harmoni,” ujar Hardilan.
Kegiatan LDII Bali turut diapresiasi oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menyerahkan simbolis hewan kurban kepada pihak LDII sekaligus menyampaikan pesan kebersamaan lintas iman.
“Idul Adha ini bukan hanya perayaan umat Islam, tapi kebahagiaan seluruh masyarakat. Bahkan yang tidak beragama pun bisa ikut merasakan manfaatnya,” kata Ida Pangelingsir.
Menurutnya, pelaksanaan kurban oleh LDII sejalan dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia juga mengapresiasi keberlanjutan tradisi ngejot sebagai praktik nyata Islam yang rahmatan lil alamin.
“Saya sangat mendukung LDII terus menjadi pelopor pelestarian nilai-nilai lokal seperti ngejot. Ini bukan sekadar adat, tapi bagian dari budaya toleransi yang harus dijaga bersama,” tambahnya.
Kegiatan ini turut melibatkan desa adat, aparat keamanan termasuk pecalang, serta tokoh masyarakat sekitar. Ketua DPW LDII Bali, Drs. H. Olih Solihat Karso, M.Sn., menegaskan bahwa kebersamaan lintas elemen adalah kunci keberhasilan kegiatan tersebut.
“Kami tidak bisa sendiri. Ini kerja sama banyak pihak, demi memperkuat tali persaudaraan di masyarakat Bali yang plural,” kata Olih.
Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban ditargetkan rampung dalam satu hari. Namun jika belum selesai, proses dilanjutkan hingga 12 Juni 2025, sesuai dengan ketentuan hari tasyrik dalam Islam.