Beritadewata.com, Denpasar – Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose memberikan hadiah kepada anggota intelijen dari Polda Bali dengan laporan intelijen terbanyak. Pemberian hadiah tersebut dilakukan dalam acara pengarahan Kapolda Bali dengan seluruh anggota intel, Kapolres, Kapolsek seluruh Bali. Juara pertama berasal dari Intel Polresta Denpasar dengan total laporan intelijen sebanyak 1315 laporan dan berhak mendapatkan uang tunai Rp 10 juta dan piagam.
Juara kedua adalah anggotal Intel dari Polres Karangasem dengan 821 laporan intelijen dan berhak mendapatkan hadiah uang tunai Rp 7,5 juta dan piagam. Juara ketiga diraih oleh anggota intel Polres Klungkung dengan 291 laporan intelijen dan berhak mendapatkan uang tunai Rp 5 juta dan piagam. Hadiah tersebut diambil dari uang pribadi Kapolda Bali. Selain jumlah laporan, juga dipertimbangkan akurasi dan kecepatannya.
Kapolda juga mengumpulkan seluruh personil intel dari Polda Bali dan para Kapolres, Kapolsek, dari seluruh Bali di Lembah Pujian Denpasar, Rabu (22/2). Para personil intel, kapolres, kapolsek dikumpulkan untuk mendapatkan arahan langsung dari Kapolda Bali terkait dengan antisipasi gerakan terorisme di Bali. Selain antisipasi teroris, dalam waktu dekat ini akan ada kunjungan raja Arab Saudi ke Bali.
“Jadi kita beberapa saat kedepan menerima kunjungan dari pada Raja Arab Saudi sehingga kita perlu konsolidasi dan saya memberikan arahan kepada seluruh intelijen untuk melakukan pengamanan dalam rangka kunjungan. Ini seharusnya kegiatan rutin yang kita lakukan karena ini juga fungsi penguatan intelijen,” ujarnya.
Menurutnya, peran intelijen sangat penting terutama di Bali sebagai daerah destinasi wisata terbaik di dunia. “Jadi kita ketahui bersama bahwa sekarang memang intelijen ini sangat amat penting karena berkaitan dengan intelijen ini sekarang boleh dikatakan adalah terbuka dan terukur. Semua menggunakan teknologi. Perlu juga anggota intelijen dengan bekal ilmu yang saya punya untuk kita transfer untuk menjaga Pulau Bali,” ujarnya.
Aparat seharusnya belajar dari masa lalu di Bali ini, dimana pernah dua kali tragedi bom yang bisa berdampak terhadap seluruh sendi kehidupan manusia. “Jadi kita sudah tahu bersama masa lalu Bali yang sudah terjadi, sehingga perlu diantisipasi. Makanya perlu konsolidasi fungsi intelejen untuk mengoptimalisasi penguatan keberadaan intelijen itu,” ujarnya.
Menurutnya, ancaman teroris itu sekarang memang tidak ada. Tetapi sebagai antisipasi tetap dilakukan pengawasan yang ketat. Ia memastikan, saat ini banyak pemulangan WNI dari berbagai negara di dunia yang dilakukan melalui Bandara Ngurah Rai. Hal ini menjadi perhatian Polda Bali untuk lebih memperketat pengawasan terhadap WNI yang dideportasi karena dugaan keterlibatan dengan ISIS dari berbagai negara di dunia.