Labuanbajo jadi Pelabuhan Utama Kapal Pesiar Berukuran Besar

Tiga menteri tiba di Pelabuhan Benoa Bali untuk bertemu manajemen Pasific Eden

Beritadewata.com, Denpasar – Tiga menteri sambut kedatangan Kapal Pesiar Pasific Eden di Pelabuhan Benoa Bali, Kamis (13/4/2017). Ketiga menteri yang dimaksud yakni Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hadir juga Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Pelindo III, para kepala dinas terkait di Bali dan NTT.

Tiga menteri tersebut tiba di Pelabuhan Benoa Bali untuk bertemu manajemen Pasific Eden. GM Pelindo III Cabang Benoa Bali Ardhy Wahyu Basuki menjelaskan, sebenarnya Kapal Pasific Eden yang merupakan perusahan Carnival Cruise bukan merupaka kapal terpanjang. “Panjang kapal ini hanya 219 meter, tetapi baru kali ini mereka mau masuk dan bersandar di Pelabuhan Benoa. Kali ini kita meyakinkan mereka bahwa Pelabuhan Benoa itu aman bersandar untuk kapal berukuran besar,” ujarnya.

Ketiga menteri tersebut langsung menaiki kapal berukuran besar itu dan bertemu manajemen kapal dan crew. Mereka meyakinkan bahwa Pelabuhan Benoa aman untuk bersandar dan nyaman. Selain bertemu manajemen dan rew kapal, dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Pemprov NTT oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Pelindo III, Kemenpar dan Manajemen dan Crew Pasific Eden. MoU tersebut dilakukan agar kapal berukuran besar tersebut bisa melayani perairan NTT khususnya Labuanbajo.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, Kapal Pasific Eden akan Home Port di Labuanbajo. Setelah berada di Labuanbajo, kapal itu akan keliling ke seluruh perairan NTT. Mereka akan ke Ende, Mbay, Maumere, Larantuka, Alor, Sumba, Kupang. “Ini ibarat telur dan ayam. Mana yang duluan, apakah telur atau ayam. Sama dengan kapal pesiar yang muat ribuan penumpang. Siap atau tidak siap, harus bisa. Ada atau tidak infrastruktur pendukung, harus ada. Infrastruktur bisa dilakukan kemudian. Yang penting ada dulu. Makanya yang terlibat dalam MoU ini adalah Kementerian Pariwisata, Perhubungan, PUPR, Kelautan dan Perikanan dan sebagainya. Artinya, begitu kapal ini masuk, maka semua harus dibenahi,” ujarnya.

Menurut Lebu Raya, untuk di perairan NTT, tidak butuh pelabuhan yang memadai. Yang penting adalah kedalaman laut. Kapal bisa saja berlabuh dan setelah itu mereka akan ke darat dengan perahu atau skoci. Setelah paraa penumpang yang turun itu akan mengunjungu obyek wisata, mengujungu pusat budaya, kuliner dan sebagainya. Mereka hanya berada di darat antara 8 sampai 10 jam. Setelah itu mereka akan naik lagi ke kapal. Efek dominonya akan sangat besar di seluruh wilayah yang dikunjungi kapal. “Asal kapal Pasific Eden home port di Labuanbajo dulu, baru yang lainnya bisa diatur kemudia,” ujarnya. Saatnya NTT berkembang. Soal kenapa Pasific Eden mau masuk NTT, itu karena NTT itu indah, eksotik dan tersebar merata. “Pokok kapal masuk dulu, baru diatur kemudian,” ujarnya.

Ada pun data-data kapal tersebut antara lain nama Pacific Eden. Kapal ini merupakan milik dari P & O Cruises Australia dengan port of registry United Kingdom. Kapten kapal bernama Kapten Cristhoper James Norman dan dioperasikan oleh P & O Cruises Australia dengan kode Call sign 2IYM9 nomor IMO 8919245B. Karakteristik umum. Kapal tersebut merupakan kapal dengan kelas dan tipe S Class Cruise Ship GT : 55,451 GT. Panjang kapal 219 meter, lebar  30,8 meter dengan Draft 7,5 meter. Jumlah dek sebanyak 14 dek dengan kecepatan 22 knots. Crewnya sebanyak 557 orang dengan jumlah penumpang sekitar 1300 penumpang dari berbagai macam negara. Agen yang menangani selama di Bali dari PT. BEN (Bahari Eka Nusantara) Line.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here