BANGLI – Calon Gubernur Bali nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengunjungi desa wisata Penglipuran pada Senin (5/3/21018).
Mengenakan pakaian adat Bali madya serba putih, Rai Mantra datang ditemani Ketua Tim Kampanye Mantra-Kerta Kabupaten Bangli, I Wayan Gunawan. Sejumlah tokoh juga terlihat menemani putra mantan Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra itu.
Pada kesempatan tersebut Rai Mantra menyempatkan diri berkeliling mengunjungi dan menyapa warga setempat. Seperti diketahui, Penglipuran adalah salah satu desa adat di Bali yang berlokasi di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli.
Desa ini banyak dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara karena keteguhannya menjaga dan merawat tradisi leluhurnya. Di desa ini tata hidup dan arsitektur desa dijaga dengan baik sehingga kini menjadi semacam museum hidup untuk melihat dan memahami situasi desa tradisional di Bali.
Rai Mantra mengunjungi Penglipuran untuk menawaran gagasan pembangunan bagi perbaikan Bali ke depan sekaligus menyerap aspirasi terkini warga setempat.
Dalam paparannya saat jumpa masyarakat Rai Mantra mengatakan bahwa sebagai destinasi wisata Penglipuran memiliki kekhasan yang luar biasa. Hal mana merupakan keunggulan yang sulit ditandingi.
“Tinggal bagaimana mengelola keunggulan itu agar terus bernilai tambah dari waktu ke waktu,” ujar Rai Mantra.
Menurutnya pengelolaan destinasi wisata yang terus-menerus memberi nilai tambah bagi kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat adalah pengeloaan yang cerdas dan berkelanjutan.
Rai Mantra menegaskan bahwa di bentangan wilayah di Tanah Air banyak daerah yang memiliki pemandangan alam yang indah, tapi tak banyak yang juga memiliki kekhasan dari sisi tradisi. Kehasan seperti itulah yang harus dilestarikan, dirawat dan direvitalisasi.
“Jika adat, tradisi, dan budaya kita terawat baik, pariwisata dengan sendirinya mengikuti. Pada saat demikian kita harus pandai mengelola pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat, juga untuk merawawat tradisi itu sendiri. Jangan dibalik, demi kepentingan pariwisata adat dan budaya dikorbankan,” tegas Rai Mantra.
Lebih jauh Rai Mantra mengatakan bahwa jika dipercaya memimpin Bali akan mendorong konsep pariwisata budaya berkelanjutan. Di mana kekuatan tata kelola pariwisata berpusat pada komunitas-komunitas desa adat seperti Penglipuran. Dengan konsep itu maka warga desa adat bisa menjaga budayanya sembari membuka diri bagi wisatawan.
“Kita tentu menginginkan wisatawan yang datang ke Bali pulang dengan membawa cerita betapa luhurnya nilai-nilai budaya yang kita miliki,” kata Rai Mantra.
Terkait manajemen wisata berbasis komunitas desa Rai Mantra yakin Bali memiliki pengetahuan dan kearifan lokal yang bisa diadopsi dan dikembangkan dengan sistem pembagian tugas dan wewenang, dokumentasi yang rapi juga ditunjang dengan skill di bidang seni dan industri kreatif.
Melalui manajemen berbasis komunitas ini, semua wilayah dapat diberdayakan. Potensi lokal seperti hasil bumi dan kerajinan akan terserap dengan sendirinya.
Yang terpenting, kata Rai Mantra, adalah desa adat harus diberi kepercayaan penuh untuk mengelola dan mengatur dirinya sendiri. Sehingga kemajuan yang dicapai kelak benar-benar berbasis pada kebutuhan dan kondisi setempat.
“Semua itu ditujukan bukan saja bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, melainkan meningkatkan tingkat kebahagiaannya karena bertumbuh dengan apa yang mereka miliki dan apa yang mereka perlukan sesuai kondisi setempat,” tandas Rai Mantra.
Usai di Penglipuran, Rai Mantra juga mengunjungi Perajin Sanggah di Desa Sidem Bunut, lanjut ke LPD Desa Adat Merta Yang Api, dan sejumlah komunitas pendukung yang mengharapkan dirinya tampil sebagai pemimpin pemerintahan Bali periode mendatang.
Tak lupa Rai Mantra menyempatkan diri berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kapten Mudita untuk mendoakan arwah para pejuang kemerdekaan. RL/BD