KARANGASEM – Dihadapan ratusan warga Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Koster menyempatkan berdialog dengan mantan guru yang hadir pada kampanye dialogis yang dihadirinya.
Pada kesempatan itu, Koster bertanya tentang tunjangan profesi yang didapatnya.
“Sudah dapat tunjangan profesi? Gaji pokoknya berapa?” tanya Koster di Banjar Dinas Kastala, Sabtu 12 Mei 2018.
Koster kemudian mendapat jawaban jika mantan guru itu telah mendapat sertifikasi senilai Rp 3,5 juta sesuai dengan gaji pensiunan yang ia dapat.
“Sekarang ini tunjangan profesinya sama dengan gaji pokoknya. Jadi, sudah sejahtera guru di seluruh Indonesia, termasuk Bali,” lanjut Koster.
Di DPR RI, Koster menjadi salah satu inisiator pembentukan undang-undang tersebut, sehingga guru mendapatkan tunjangan sertifikasi. Di sisi lain, Koster memperjuangkan pengangkatan guru-guru di Bali menjadi PNS.
“Ada sekitar lima ribu guru yang saya bantu diangkat menjadi PNS,” papar dia.
Tak hanya untuk guru, Koster juga menyiapkan program untuk siswa dan mahasiswa. Salah satunya menginisiasi bantuan kepada siswa miskin mulai SD hingga SMA.
“Di Bali banyak yang sudah saya salurkan. Di Karangasem ini juga ada yang saya salurkan melalui Pak Gede Dana (Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Karangasem),” paparnya.
Untuk perguruan tinggi, Koster menginisiasi lahirnya Bantuan Siswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi).
“Untuk mahasiswanya ada Bidik Misi. Di Bali juga banyak yang sudah saya salurkan. Saya yang ikut menginisiasi Bidik Misi itu,” tuturnya.
Sementara untuk urusan fisik sekolah, ada banyak yang sudah dibantu oleh Koster melalui dana APBN yang disalurkan di seluruh kabupayen/kota di Bali, mulai tingkat SD hingga SMA/SMK.
Bahkan, pembangunan sekolah baru juga tak sedikit dibangun olehnya. Untuk universitas, mayoritas perguruan tinggi di Bali tersentuh bantuan Wayan Koster.
“Ada Undiksa, Universitas Mahendradatta, IHDN, UNHI dan lainnya. Banyak gedungnya sekarang itu bagus-bagus. Saya carikan dananya. Saya salurkan untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan perguruan tinggi di Bali,” urai Koster.
Hal lainnya, Wantilan telah banyak yang dibangun olehnya. Se-Bali ada sebanyak 300 unit yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Pulau Dewata.
“Tiap tahun saya bawa oleh-oleh dari Jakarta itu 25-30 unit wantilan. Se-Bali ini sudah ada 300-an wantilan yang saya bangun. Begitu juga dengan gamelan dan gong satu perangkat, infrastruktur jalan seperti hotmiks, gedung serbaguna dan banyak lagi yang lainnya,” demikian kata Koster.