DENPASAR – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), Sabtu (2/6) berkesempatan memaparkan visi, misi dan program kerja lima tahun ke depan, khususnya untuk sektor pariwisata.
Pada acara yang dipandu oleh pakar marketing Hermawan Kartajaya itu Koster-Ace memaparkan visi, misi dan program kerja lima tahun ke depan untuk pembangunan kepariwisataan Bali.
Pada acara yang mengambil tema ‘Bali Now! : Tourism, the Next Five Years’ itu Koster memaparkan tiga langkah untuk membenahi sektor pariwisata Bali. Hal utama yang akan dilakukan oleh kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu adalah membenahi regulasi kepariwisataan.
“Regulasi itu harus benar dulu, karena membangun pariwisata tanpa regulasi yang kuat sampai ke turunannya, maka tidak akan ada payung hukum yang menaunginya untuk membangun secara tepat,” kata Koster pada acara yang digagas Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali.
Koster berkomitmen mendorong tuntas segala regulasi hingga peraturan pelaksana kepariwisataan Bali.
Hal kedua yang menjadi fokus perhatiannya adalah pengembangan destinasi wisata hingga sampai kepada sektor pendukunnya seperti infrastruktur san industri yang tumbuh dan berkembang di dalam pariwisata.
Koster melanjutkan, jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam, pariwisata Indonwsia jauh tertinggal. Padahal, ia melanjutkan, dari segala aspek serta potensi yang dimiliki, jauh lebih besar Indonesia.
“Dari segi wilayahnya, kekayaannya, pantainya, destinasinya, budayanya dan nilai-nilai yang terkandung di beebagai daetah, Indonesia ini jauh lebih besar dibandingkan Malaysia, Thailand, Vietnam dan lainnya. Tapi mengapa kita kalah. Berarti ada yang tidak benar,” papar dia.
Jika dilihat dari postur anggaran pembangunan destinasi dan anggaran promosi, Indonesia memang jauh tertinggak dibandingkan Malaysia.
“Untuk promosi dulu itu kita hanya Rp100 miliar, sementara Malaysia Rp 1 triliun. Plus, Malaysia punya treatment kebijakan, sehingga daya saingnya lebih kuat,” katanya. Koster kemudian berkomitmen membenahi hal itu di tingkat pusat.
“Saya dorong terus agar kepariwisataan kita maju. Hingga akhirnya dana untuk promosi di era Pak Jokowi ini adalah Rp 1,5 triliun. Jokowi punya komitmen dan targetnya jelas,” ujar Koster menceritakan perjuangannya semasa masih duduk di Komisi X DPR RI.
Anggaran kepariwisataan adalah aspek ketiga yang akan dibenahi oleh Koster. Sebab, katanya, Bali semestinya dari aspek pertumbuhan harus lebih cepat. Keempat adalah sinergi antara pemerintah daerah secara vertikal dan sinergi dengan stakeholder kepariwisataan.
“Sinergi vertikal pemda dan sinergi para pihak ini penting. Jadi seharusnya pemda tinggal memberikan regulasinya. Anda-Anda (para pelaku pariwisata) yang aeharusnya ikut dilibatkan membangun pariwisata kita,” pungkasnya.