Kopi Salak Berhasiat Menyembuhkan Beberapa Penyakit


KARANGASEM – Biji salak yang sudah di sangrai dan di tumbuk halus layak nya kopi, atau yang di kenal dengan sebutan kopi salak, ternyata diketahui berhasiat menyembuhkan beberapa penyakit, seperti penyakit jantung, struk dan kencing manis, di samping itu, kopi salak juga bisa menjadi pengganti kopi setiap hari.

Kopi salak pertama kali di temukan, atau di kembangkan oleh I Nyoman Mertha Kong King, warga desa adat Kalanganyar Kecamatan Bebandem Karangasem Bali sejak tahun 2011 lalu.

Penemuan kopi salak tersebut menurut I Nyoman Mertha Kong King berawal saat salak di kebun nya habis di makan musang, sementara biji salak nya berserakan di bawah pohon salak.

Di tempat lain, berjarak sepuluh meter dia menemukan kotoran musang, luwak biji kopi. Dengan demikian, Kongking, sebutan akrap I Nyoman Mertha Kong King, berpikir, antara biji kopi dan salak mempunyai kekerasan yang sama, dan buah nya pun di sukai hewan yang sama.

selanjut nya, Kongking mencoba berinovasi, dengan memecah biji salak, dan menjemur nya hingga kering, setelah itu, di sangrai dan si tumbuk halus seperti membuat serbuk kopi.

tahap awal Kongking mencoba hasil inovasi nya, dengan meminumkan kopi salak tersebut kepada anjing, karena hawatir biji salak, atau kopi salak itu beracun, ternyata setelah di tunggu sampai dua hari anjing nya masih tetap sehat, merasa aman, Kongking meminta bantuan teman nya yang merupakan salah satu dosen di Denpasar, untuk meneliti inovasi nya secara ilmiah.

Setelah di teliti, dan di uji pada awal tahun 2015 lalu, ternyata hasil olahan biji salak tersebut bisa menyembuhkan penyakit jantung/ stroake dan  kencing manis.

Selanjut nya pada tahun 2015 akhir, hasil inovasi biji salak tersebut ikut lomba tingkat Nasional di jakarta dan mendapatkan juara satu, dengan demikian, olahan biji kopi tersebut mendapat kesempatan mewakili indonesia dalam lomba inovasi tingkat Internasional, di Roma Italia.

Alhasil, pada tahun 2016 lalu hasil olahan masyarakat desa Kalanganyar tersebut mendapat perak, atau menduduki peringkat ke dua.

Namun penghargaan yang mendunia tersebut, tidak serta merta memudahkan I Nyoman Mertha Kongking untuk mematenkan hasil karya nya, karena sampai saat ini diri nya sudah bolak balik Karangasem jakarta untuk mendatangi kantor kemetrian koperasi dan perdagangan RI untuk mengurus keluarnya hak paten kopi salak.

“Berkas persyarat mulai dari Kabupaten Karangasem, hingga Provinsi Bali sudah lengkap, namun berkas nya masih mandek di kementrian koperasi dan sampai saat ini tidak ada kabar berita,” ungkap I Nyoman Mertha Kongking, ditemui belum lama ini.

Menyikapi hal tersebut bupati Karangasem, I Gusti Mas Ayu Sumatri dengn program Spririt of Bali nya, akan memidiasi, dan akan membantu masyarakat desa adat Kalanganyar sampai mendapatkan hak paten.

Inovasi bijik salak karya I Nyoman Mertha Kongking walaupun tidak mendapatkan hak paten dari kementrian koperasi dan perdagangan RI, tetap di jual di kalangan warga setempat, bahkan dari luar daerah, luar Kabupaten yang sudah mengenal kopi salak, datang hanya untuk membeli kopi salak.

 

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here