BeritaDewata.com, Buleleng – Video yang diunggah di jejaring sosial oleh BEM Undiksha Singaraja salah satu kampus terkenal di Kabupaten Buleleng menjadi kontroversi bagi seluruh kalangan masyarakat pengguna sosial. BEM Undiksha yang menurut masyarakat saat mengunggah video tersebut kata-kata yang digunakan kurang Intelek apa lagi kampus tersebut merupakan perguruan tinggi.
Video tersebut berisi kata- kata ” Aku cinta Bhineka Tunggal Ika, Hatiku Pancasila, Emang ada ajaran agama yang mengajarkanuntuk memecah belah negara, Negara ini bukan milik lo aja bro, Lo nggak ngerti Pancasila, lo ngak sekolah, goblok, bodoh, lengah ci, lo buat aja negara sendiri, lo bukan siap-siapa disini lo nggak bakalan jadi pahlawan, kalau surga kalian yang ngatur dll.
BEM Undiksha Singaraja saat mengklarifikasi video tersebut pada jumat 2/6/2017 pukul 10: wita dengan mengundang awak media di ruang Kampus Undiksha membantah, kalau kata- kata tersebut menurutnya “Latar belakang membuat Video tersebut merupakan hak bagi mahasiswa untuk menyampaikan menyampaikan aspirasinya, serta berpandangan teguh pada Pancasila.
Paham Radikal yang dimaksud adalah paham- paham yang berkeinginan mengubah pandangan terhadap Pancasila, UUD 45, NKRI dan BhinekaTunggal Ika, Hal yang senada menurutnya juga ada dalam teks pidato bapak Presiden pada tanggal 1 juni 2017 yang dalam pidato tersebut menyebutkan bahwa saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung idiologi selain Pancasila. Tujuan mereka membuat video tersebut untuk menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia penuh dengan keragaman yang memerlukan rasa toleransi.
Video yang diunggah tersebut membuat sang senator DPD RI utusan Bali Arya Weda Karna mendatangi Kampus Undiksha Singaraja, yang disambut langsung ratusan para mahasiswa dari berbagai fakultas pada Kamis 2 Juni 2017. Usai mereka mengklarifikasi kepada awak media. Saat sang senator vokal bicara itu ditemui awak media usai Interaktif disalah satu radio di Singaraja pada sabtu 3 juni 2017, dirinya menyebutkan dan mendukung aksi para mahasiswa itu.
Menurut pandangan Arya Weda Karna, bahwa BEM Undiksha Singaraja sudah dikriminalisasi dan sudah di edit dari yang aslinya oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab, dalam unggahan video tersebut tidak ada bentuk pelecehan agama yang ada di indonesia. Justru menurutnya bangga dalam video tersebut ada dari berbagai lintas agama dan suku yang di sampaikan oleh para mahasiswa BEM Undiksha, bahasa yang digunakan mahasiswa pun merupakan bahasa anak muda jaman sekarang dan baginya sah-sah saja.
“BEM Undiksha ini sudah di kriminalisasi, video yang diunggah banyak yang di edit dari asklinya. Saya sampai dua puluh kali melihat video itu, dalam unggahan itu tidak ada bentuk pelecehan suatu agama justru saya bangga ada berbagai lintas suku dan agama yang disampaikan, dan Bhinekanya ketahuan,” tegas Arya Weda Karna.
Imbuhnya, ia sebagai anggota DPD RI sangat mendukung penuh dan memberikan semangat apa yang dilakukan para mahasiswa BEM Undiksha Singaraja, dan menginginkan agar video yang diunggah tersebut tetap di Viralkan di jejaring sosial.
“Saya mendukung apa yang di perbuat mahasiswa, sama dengan apa yang dikatakan bapak Presiden “Gebuk” itu kan bahasa Slank. Silahkan video itu tetap di Viralkan tidak ada yang salah dan tidak melanggar hukum, jangan karena ada beberapa ancaman dari ormas yang tidak jelas jadi menyerah.” Pungkasnya.