MANGUPURA – Keseriusan sikap paket Mantra-Kerta (IB Rai Mantra – I Ketut Sudikerta) yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) dalam menolak Reklamasi Teluk Benoa rupanya tak hanya hisapan jempol semata. Sehari setelah melakukan pendaftaran dan penandatanganan Sikap Politik Tolak Reklamasi, pada Rabu (10/1) kemarin, Calon Gubernur Rai Mantra langsung melakukan pertemuan dengan Ketua Pasubayan Desa Pakraman/Adat Bali Tolak Reklamasi (BTR), I Wayan Suarsa bersama beberapa anggota Pasubayan lainya di Kawasan Pantai Kuta, Badung.
Ketua Pasubayan Desa Pakraman/Adat BTR, I Wayan Suarsa mengatakan bahwa kedatangan Rai Mantra sebagai Calon Gubernur Bali yang berpasangan dengan Ketut Sudikerta ini merupakan keinginan Rai Mantra sendiri. Hal ini dilakukan guna memberikan penjelasan kepada Pasubayan BTR terkait dengan sikap politik dan pakta integritas yang telah ditandatangani paket Mantra-Kerta. “Beliau berkinginan untuk bertatap muka untuk memberikan penjelasan tentang pakta integritas yang ditandatangani terkait penolakan terhadap Reklamasi Teluk Benoa,” ujarnya
Suarsa yang juga Bendesa Pakraman Kuta menilai pertemuan ini sebagai wujud rasa menyama beraya, karena siapapun yang nantinya menjadi Gubernur Bali tentu sangat erat kaitanya dengan Desa Pakraman.
Dikatakan Suarsa, Pasubayan Desa Pakraman/Adat BTR merupakan organisasi yang menaungi 39 Desa Pakraman/Adat yang menolak Reklamasi Teluk Benoa. Adapun desa yang menolak tersebut tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Menurutnya, pakta integritas dari Pasangan Mantra-Kerta yang menolak Reklamasi Teluk Benoa menunjukan sebuah niat dan itikad dari calon Gubernur untuk menolak reklamasi. Dengan demikian, tidak ada istilah terlambat bagi siapapun yang melakukan perjuangan yang sama. “Tidak ada kata terlambat bagi siapapun yang melakukan perjuangan untuk sesuatu hal yang sama,” kata Suarsa.
Suarsa lebih lanjut mengemukakan, kedatangan bapak Rai Mantra ini merupakan bentuk dukungan bagi Pasubayan Desa Pakraman/Adat di Bali yang menolak Reklamasi Teluk Benoa. ”Hanya saja dalam pelaksanaanya kedepan perlu dibuktikan dengan aksi nyata yang salah satunya telah diwujudkan hari ini dengan bertatap muka langsung dengan Ketua Pasubayan Desa Pakraman/Adat Tolak Reklamasi di Pantai Kuta ini,” jelasnya.
Terkait dengan dukungan politik, Suarsa menegaskan bahwa Pasubayan BTR diibaratkan seperti pelangi yang terdiri dari berbagai kalangan tetapi mempunyai tujuan yang sama, yakni menolak Reklamasi Teluk Benoa. “Jadi siapapun Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang dengan nyata dan tegas menolak Reklamasi Teluk Benoa itu maka secara prinsip mereka akan satu tujuan dengan kami (Pasubayan), dan berjalan bersama kami dalam gerakan ini. Itu artinya dukungan nyata akan ada ketika ada penolakan nyata. Ketika nyata ada penolakan pada kapasitasnya menjadi Gubernur nanti,” tutup Suarsa sembari mengatakan bahwa Pasubayan Desa Pakraman/Adat BTR turut memberikan ruang kepada Rai Mantra saat Pagelaran Budaya Bali Rolak Reklamasi Teluk Benoa di Depan Kantor Gubernur Bali, Sabtu (13/1) mendatang.
Seken ye kenehne??? Adi sing uling pidan BTR apa karena pilgub??