Beritadewata.com, Denpasar – Ketenagakerjaan merupakan salah satu persoalan dalam penanganan kependudukan di Provinsi Bali. Terlebih lagi, Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata nasional yang tidak saja menjadi daya tarik bagi wisatawan akan tetapi juga menarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungannya. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali dinilai masih bisa menyediakan peluang kerja yang menjanjikan, baik bagi penduduk Bali maupun penduduk di luar Bali.
“Meningkatnya jumlah penduduk Bali tidak bisa terlepas dari kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya masalah ketenagakerjaan,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho, Jumat (05/05/2017) saat menyampaiakan Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Bali Triwulan 1 bulan Februari 2017.
Dijelaskan, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2017 menunjukkan adanya perbaikan kondisi ketenagakerjaan yang digambarkan oleh peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran. Dari 3.212.208 penduduk usia kerja, 2.469.104 orang tergolong sebagai angkatan kerja yaitu penduduk yang bekerja dan penganggur.
Dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 76,87 persen. Sementara itu, 743.104 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang hanya memiliki kegiatan bersekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Dari jumlah angkatan kerja hasil survei Sakernas Februari 2017, penduduk yang bekerja mencapai 2.437.494 orang atau sebesar 98,72 persen dan hanya 1,28 persen penduduk angkatan kerja lainnya yang tidak terserap dalam lapangan kerja.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2017 bertambah 105.430 orang atau meningkat 4,52 persen dibandingkan Februari 2016. Bila dibandingkan dengan Agustus 2016, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2017 bertambah 20.939 orang meningkat 0,87 persen.
“Jumlah pengangguran di Bali pada Februari 2017 mengalami penurunan, baik dibandingkan dengan kondisi Februari 2016 maupun Agustus 2016.” Imbuhnya. Menurutnya, pengangguran di Bali pada Februari 2017 mencapai 31.610 orang atau 1,28 persen dari angkatan kerja. Sementara di Februari 2016 mencapai 2,12 persen dan di Agustus mencapai 1,89 persen.
Diketahui, empat sektor yang mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu, sektor industri, konstruksi, jasa kemasyarakatan, dan perdagangan dengan peningkatan masing-masing sebesar 17,95 persen, 15,22 persen, 7,73 persen, dan 5,92 persen. Sementara itu, di empat sektor lainnya yaitu sektor pertanian, tramsportasi, keuangan, dan lainnya (pertambangan dan penggalian serta LGA) mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,63 persen, 8,33 persen, 1,85 persen, dan 3,14 persen.