Kesal Kunjungan Merosot, Pelaku Pariwisata Minta Status Awas Gunung Agung Diturunkan


Denpasar – Uneg-uneg para pelaku pariwisata Bali akhirnya terungkap saat pertemuan di Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Selasa (12/12). Akibat lesunya kunjungan wisata ke Bali, para pelaku pariwisata meminta agar PVMBG menurunkan status Gunung Agung dari awas menjadi siaga.

Ketua Asita Bali Ketut Ardhana menyampaikan, banyak pariwisata Bali yang tidak berdampak, tetapi hanya karena status awas Gunung Agung, membuat pariwisata Bali ikut kena dampak. “Banyak destinasi di Bali yang sama sekali tidak kena dampak Gunung Agung. Tetapi faktanya, saat ini kunjungan wisatawan ke Bali terus merosot. Semua bookingan kunjungan dialihkan ke Thailand, Malaysia dan Singapura dan beberapa negara lainnya di dunia,” ujarnya.

Beberapa perwakilan lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Padahal secara resmi mereka mengetahui jika destinasi yang berdampak itu hanya 2 persen. Itu pun hanya di wilayah Karangasem. Sementara destinasi wisata lainnya di Bali masih aman dikunjungi. Para pelaku pariwisata Bali ini sepakat agar PVMBG menurunkan status Gunung Agung agar berita tidak seseram seperti yang sekarang ini.

Menanggapi permintaan itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, kewenangan untuk mengumumkan penurunan status bukan dari Pemprov Bali. Kewenangan itu ada di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunungapi (PVMBG). “Saya tidak memiliki kewenangan untuk mengumumkan penurunan status awas itu,” ujarnya.

Namun Pastika memastikan, jika yang Level 4 atau awas itu hanya di Gunung Agung dengan radius 8 kilometer dan perluasan sektoral 10 kilometer. Sementara di tempat lainnya di Bali aman. “Level awas itu hanya di Gunung Agung dengan radius 8 kilometer dan perluasan 10 kilometer. Sementara di tempat lainnya aman saja. Bahkan kita yang duduk di ruangan ini tidak ada levelnya. Nol. Aman-aman saja. Tidak ada pengaruhnya dengan letusan Gunung Agung kalau pun suatu saat dia meletus,” ujarnya.

Menurut Pastika, ini yang harus dijelaskan kepada wisatawan bahwa level awas itu hanya di radius 8 kilometer an perluasan sektoran 10 kilometer, sehingga hanya berdampak di 22 desa di Bali. Penjelasan ini perlu disampaikan kepada seluruh negara. “Bagaimana caranya, ya, silahkan atur lah. Keluarkan biaya sedikit lah,” ujarnya.

Sementara Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra menjelaskan, dampak paling signifikan bagi kunjungan pariwisata Bali adalah ditutupnya penerbangan. Ini juga harus menjadi perhatian serius bagi semua elemen terkait.

“Perlu dijelaskan, bahwa Vulcano Observaroty Notice for Aviation (Vona) itu tidak ada hubungannya dengan level 4 (awas) Gunung Agung. Karena sekalipun Gunung Agung level 3 jika abunya mengarah ke selatan barat daya maka Bandara Ngurah Rai juga kena. Vona akan menjadi merah, maka penerbangan harus ditutup,” ujarnya.

Menurutnya, untuk aktifitas Gunung Agung pasti laporan perkembangan tidak 6 jam sekali selama 24 jam. Artinya dalam sehari akan ada 4 laporan perkembangan tentang Gunung Agung secara baru. Perkembangan ini perlu dicermati sehingga tidak menimbulkan kesalahan penafsiaran oleh wisatawan.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here