Keluarga Asal Tajun Buleleng Rela Berhutang untuk Bertemu Jokowi

Lolak (kiri) bersama 2 orang temannya yang juga turut diundang untuk bertemu Presiden Jokowidodo

Buleleng – Kebanggaan besar yang tak ternilai harganya kini dirasakan oleh keluarga LOLAK yaitu Wayan Sukarta (38) dan Kadek Manisyoni (39). Pasutri kurang mampu asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng begitu bersyukur, sebab anak bungsunya, Komang Sastrawan (13) alias Lolak menjadi tamu kehormatan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara.

Sastrawan yang lahir di Kabupaten Karang Asem Bali kini akrab dipanggil Lolak di Desa Tajun,Buleleng. Lolak diundang oleh Presiden RI, untuk menghadiri acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 pada Kamis (17/8) di Istana Negara, Jakarta.

“Ya Senang sekaligus bangga. Anak saya yang berasal dari keluarga buruh, bapak dan ibunya buruh, diundang secara langsung oleh Bapak Presiden untuk bertemu di Istana Negara,” begitu ungkapan Manisyoni saat ditemui wartawan di kediamannya, pada Rabu (16/8).

Ibu Sastrawan mengatakan, anak kandungnya itu sudah terbang ke Jakarta, dengan menggunakan pesawat bersama sang pelatih Ketut Suanda, pada Selasa (15/8) kemarin, pukul 05.00 Wita, dengan ditemani oleh kakeknya. Dalam keberangkatan itu, Manisyoni memang tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya transportasi sang buah hati, karena biaya itu sudah ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

Sekalipun dibiayai pemerintah seerti transportasi dan akomodasi, pihak keluarga harus berhutang sebesar Rp 540 ribu. Keluarga terpaksa meminjam uang kepada tetangganya untuk membeli pakaian Lolak. Hal ini karena pakaian yang dikenakan Lolak kurang pantas untuk menghadap Presiden Jokowi.

Uang tersebut dipinjamkan oleh tetangga Lolak untuk belanja pakaian dan berbagai kebutuhan lainnnya saat akan berangat ke Jakarta. Uang tersebut digunakan untuk membeli kemeja putih, celana panjang dan jas yang wajib dikenakan saat bertemu Jokowi. Perempuan yang dikaruniai tiga orang anak ini harus segera membayar hutangnya sebesar Rp 540 kepada tetangganya.

Bagi orang mampu, uang senilai Rp 540 ribu itu mungkin tidak ada artinya. Namun bagi keluarga Manisyoni dan Sukarta, untuk mengembalikan uang sebanyak itu dalam waktu dekat merupakan hal yang cukup berat. Maklum, keluarga kurang mampu ini hanya bekerja sebagai buruh serabutan di Desa Tajun. Penghasilan mereka tidak menentu.

Jika ada yang membutuhkan tenaganya, dalam sehari pasutri ini hanya mampu mengumpulkan uang Rp 80 ribu. “Undangannya juga cukup mendadak. Tidak punya uang untuk beli jas, baju dan celana. Jadi terpaksa ngutang dulu di tetangga,” ucapnya.

Prestasi yang berhasil diraih oleh Lolak memang patut untuk diacungi jempol. Di usianya yang terbilang masih sangat belia, ia sudah mampu membuat nama Buleleng, Bali, bahkan Indonesia harum. Sudah 21 kali ia meraih juara dalam perlombaan karate, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Lolak bersama pelatihnya

Menurut ibu Lolak, sejak pertama kali anaknya menggeluti dunia karate, Lolak sampai saat ini belum menerima beasiswa prestasi dari pemerintah. “Tidak ada beasiswa yang diterima. Hanya saat meraih dua medali emas dalam kejuaraan Cuope Internasional de Kayl 2016 di Luxemburg pada 2016 lalu, Lolak memang sempat diberi uang oleh Bapak Bupati Buleleng 15 juta, dari Pak Gredeg (Ketua Umum Pengurus Daerah Lemkari Provinsi Bali) 1.5 juta. Tidak ada beasiswa,” ujarnya.

Walaupun begitu, Manisyoni dan Sukarta selalu mengajarkan Lolak untuk tidak mengharapkan imbalan dari apa yang sudah ia capai. Pasutri ini selalu berpesan kepada anaknya untuk selalu fokus dalam berlatih, dan tidak pernah berhenti mengharumkan nama daerahnya.

Ketut Suanda sang pelatih, menjelaskan, pada Kamis (17/8), Lolak akan mengikuti upacara bendera di Kementerian Pendidikan, sekaligus mengikuti pengarahan dan pendidikan karakter. Sedangkan keesokan harinya (18/8) ia akan bertemu dengan Presiden di Istana Negara. “Yang ke Jakarta itu empat orang. Atlet catur satu orang, Lolak, dari Dinas Pendidikan Buleleng satu orang, dan saya sebagai pelatih. Di Senayan Lolak senang sekali. Karena tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Bisa melihat Presiden secara langsung, merasakan pengawalan Presiden. Bertemu dengan seluruh anak-anak berprestasi di seluruh Indonesia. Bangga sekali,” jelasnya saat berada di Jakarta.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here