BULELENG – Selain dikenal memiliki potensi Desa wisata, sejarah dan budaya, Desa Baliaga, Bali Tua Desa Tigawasa Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng juga merupakan daerah kawasan Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri (SCTPB), atas kesadaran dari kelompok desa setempat kini membuat destinasi wisata baru yang dikenal Kubu Alam.
Objek Wisata Kubu alam mengambil posisi yang sangat eksotik karena dari lokasi tersebut wisatawan dapat memanjakan matanya melihat view kawasan tengah dan barat Buleleng, dengan landai lembah serta suburnya kawasan perkebunan yang asri.
Namun, komitmen pemerintah daerah masih dirasakan kurang, sebab untuk menjangkau lokasi-lokasi strategis kawasan SCTPB masih terkendala jalan sempit. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat dari kelompok masyarakat setempat untuk berkreasi mengisi setiap sudut desa dengan objek wisata baru dan penataan lingkungannya.
Desa Tigawasa merupakan daerah pengerajin ayaman “Sokasi” dimana cikal bakal kerajinan anyaman bambu ini dimulai sejak zaman Jepang menjajah di Bali, tetapi berkembang menggunakan cat sejak tahun 1985, kemudian sejak tahun 2000 baru mengenal motif yang inovatif.
Kelompok Pengerajin “Sokasi” dengan nama kelompok “Sandat”, “Tunjung”, “Kecapa Bamboo Craf”, dan “Cempaka“. Di samping itu, Kelompok Pengerajin “Bedeg” dengan nama kelompok masing-masing dengan nama “Mawar”, “Cendana”, “Anggrek”,dan dan “Taru”.
Selain lingkungan yang tertata apik, masyarakat Tigawasa juga kini disuguhi objek wisata selfi dan view point Kubu Alam. Ide area memadukan wisata selfie itu kini banyak didatangi oleh tourist, adalah Gede Widarma dan Wayan Ariawan bersama pemuda setempat yang beberapa tahun terakhir berkecimpung di dunia wisata.
“Awalnya berat melangkah tanpa sokongan dinas dan lainnya, ingin membuat rumah pohon akhirnya suami saya merubah namanya menjadi Kubu Alam dengan konsepnya melihat view pointnya dari arena selfi dengan ketinggian dari 15 meter, hal ini juga didukung oleh Kades dan Anggoata DPR yang sempat meninjau daerah ini,” terang Sumiani pengelola Wisata Kubu Alam, Sabtu, 18 /11/2017.
Dijelaskan oleh Sumiani bahwa Arena Selfie dan View point inipun mulai ramai dikunjungi, puncaknya adalah ketika libur-libur sekolah wisatawan local bisa mencapai 60 orang lebih sedangkan wisatawan asing bisa sampai 10 orang perhari. Kedepannya Kadek Sumiani berencana akan menyiapkan area bagi pengerajin Sokasi yang menjadi ikon wisata di Tigawasa, hal ini juga tidak lepas dari sentuhan serta binaan Wayan Aryawan.
“Jika melihat animo masyarakat dan wisatawan asing kita akan menyiapkan lahan nanti untuk para pengerajin sokasi sehingga pengunjung bisa belajar dan atau langsung melihat proses pembuatan sokasi, banyak yang mengusulkan hal itu, biar ada kerja sampingan juga untuk menambah penghasilan tambahan,” imbuhnya.
Diketahui, saat ini selain menjadi kawasan sentra kerajinan, kini banyak wisatawan memanjakan kakinya dengan melakukan jogging dan tracking. Semangat masyarakat setempat yang bergeliat secara berswadaya memajukan desanya dalam mencipatakan kawasan wisata yang kreatif, bersih dengan inovasi mendapat apresiasi dari salah satu Anggota DPRD Provinsi Bali Partai Nasdem Nyoman Tirtawan.
Legislator yang dikenal vocal menyoroti masalah lingkungan ini dan berhasil menggagalkan Anggaran KPU Provinsi Bali menjadi 155 Miliar rupiah dari 229,36 Miliar rupiah hingga ada sisa Rp. 74,36 Miliar, ia menyatakan apresiasi dan dukungan penuh terhadap peran aktif masyarakat Tigawasa ini.
“Harus kita dukung, ketika pemerintah menciptakan produk apapun misalnya perda tentang kebersihan jangan sampai ompong dan sebatas aturan tapi bagaimana aturan itu mendapat sosialisasi dan sambutan masyarakat dengan penuh kesadaran,” ungkapnya Tirtawan.
Disamping itu, ditambahkan bahwa ide Buleleng bebas sampah plastic bisa dirasakan manfaatnya khususnya dikawasan tigawasa yang dikenal asri dibandingkan kondisi perkotaan yang masyarakatnya kebanyakan terdidik. “Selain ketegasan menerapkan perda, tapi bagaimana masyarakat juga sadar bagaimana mengelola sampah plastiknya, dan kita didewan siap mengawal aspirasi masyarakat jika Pemerintah Buleleng belum mampu berbuat banyak, di Desa saja luar biasa dampaknya positifnya apalagi nanti diperkotaan.” Pungkasnya.