BeritaDewata.com, Denpasar – Polda Bali menggelar deklarasi Pemilu Damai bertempat di Monumen Perjuangan Bajrasandi Renon, Kamis (20/9).
Hadir dalam kesempatan tersebut hadir Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Pengadilan Tinggi, Pangdam IX Udayana, Ketua DPRD Bali, KPUD Bali dan kabupaten dan kota seluruh Bali, 16 partai politik, perwakilan para Caleg, Ketua Tim Pemenangan masing-masing Capres dan Cawapres, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh budaya, serta seluruh stakeholder terkait lainnya.
Deklarasi dibacakan secara bergantian oleh Ketua Bawaslu Bali Ketut Ariyani dan Ketua KPUD Bali Wayan Jondra, lalu diikuti oleh para perwakilan dari partai politik, para ketua tim pemenangan disaksikan langsung oleh kapolda, gubernur, wakil gubernur, Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Kejaksaan Tinggi, dan seluruh peserta yang hadir.
Deklarasi kesepakatan damai pemilu tahun 2019. Ada 6 point deklarasi damai yang harus diperhatikan oleh partai politik, Caleg, tim pemenangan, penyelenggara dan pengawas. Secara umum, isi dari deklarasi damai antara lain siap bekerja sama dengan Polri dan TNI sebagai pelaksana pengamanan Pemilu tahun 2019, masing-masing Parpol dan Caleg siap melaksanakan Pemilu secara damai, jujur, adil, santun, dan bermartabat.
Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menjadi inisiator Deklarasi Pilkada Damai 2019. Dalam arahannya Golose mengatakan, kegiatan yang dihadiri oleh 16 pengurus partai politik peserta pemilu beserta caleg dan calon DPD bertujuan untuk menyatukan komitmen dalam mewujudkan Pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk.
Pemilu 2019 merupakan penanda demokrasi karena masyarakat dilibatkan untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan harapannya. Dalam rangka mewujudkan pemilu yang aman maka pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi kerawanan dalam pelaksanaan pemilu di antaranya mempersiapkan para personil sekitar 2.888 personel. Sedangkan Kodam bersama unsur TNI lainnya menyiapkan 2 ribu lebih personel.
“Pemilu 2019 memiliki kerawanan yang kompleks, dimana ini pertama kalinya Pileg dan Pilpres dilaksanakan serentak dengan ambang batas 4%. Untuk itu kami perlu memikirkan pengamanan dalam mengantisipasi kerawanan tersebut”, urainya.
Untuk itu ia mengajak para parpol peserta Pemilu bersama seluruh Timses beserta jajaran masyarakat untuk terlibat aktif dalam mewujudkan kampanye damai, terlebih pelaksanaan Pemilu tidak terlepas dari ancaman sabotase hingga terorisme.
“Saya sebagai Kapolda, menjadi penjaga Pulau Dewata, merasa sangat bangga bahwa dari pengamatan seluruh Indonesia, Bali urutan kedua penyelenggara Pilkada serentak teraman. Juara pertama Kalimantan Utara yang penduduknya hanya 400 ribuan orang. Makanya sebenarnya Bali harusnya nomor satu. Sebenarnya Bali ini masih zona merah, tetapi berkat kerja keras selama ini, Bali menjadi Pilkada teraman dan damai,” ujarnya.
Gubernur Bali Wayan Koster memberikan apresiasi terhadap acara yang diselenggarakan oleh Polda Bali ini. Menurutnya, acara ini dapat menjadi momentum dalam mewujudkan komitmen bersama dalam menjalani Pilpres dan Pileg serentak 2019 mendatang.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat secara umum, dan khususnya para calon legislatif maupun calon presiden serta para tim sukses agar menjaga pemilu dengan kondusif, sehingga mampu menciptakan iklim pemilu yang aman, damai dan sejuk.
“Terlebih sebentar lagi kita akan menjadi tuan rumah pertemua dunia IMF-WB, jadi saya minta dengan sangat untuk menjaga kondusifitas karena pertemuan ini tidak hanya membawa nama Bali tapi juga Indonesia”, tegasnya.
Menurutnya, di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi semakin pesat terutama minat masyarakat dalam menggunakan media sosial. Dengan tingginya penggunaan media sosial maka penyimpangan yang terjadi juga semakin tinggi seperti halnya Informasi Hoax. Untuk itu Ia berharap baik masyarakat, para caleg maupun tim pengusung agar menggunakan medsos dengan bijak dan tidak memancing keributan melalui medsos.
“Saya harap dengan sistem demokrasi yang kita anut saat ini masyarakat bisa semakin pintar dan bijak dalam berpolitik dan tidak mengedepankan politik yang curang dengan menghalalkan berbagai macam cara terutama dalam pengggunaan media teknologi,” pungkasnya.