BeritaDewata.com, Denpasar – Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose konsisten untuk perang terhadap premanisme di Bali. Aksi premanisme di Bali biasanya berlindung di balik tiga Ormas besar di Bali yakni Laskar Bali, Baladika dan Pemuda Bali Bersatu.
Sejak menjadi Kapolda Bali sudah hampir mendekati 2 tahun ini, Golose bertekat untuk memerangi aksi premanisme di Bali. Dalam kesehariannya, para oknum anggota Ormas ini biasa melakukan Pungli, pemerasan, intimidasi masyarakat kecil dan bahkan tidak sedikit dari para pelaku usaha kecil di Bali yang harus membayar uang keamanan.
“Selama ini, warga Bali karena budi pekertinya yang baik, demi menjaga keharmonisan, mereka memilih untuk diam. Desa adat di Bali karena quod and quod-nya, dilandasai oleh budi pekertinya, budaya ramah tamahnya, mereka memilih untuk tidak protes dan sebagainya,” ujarnya di Denpasar, Selasa (4/9).
Golose meminta kepada desa adat seluruh Bali untuk ikut berperan dalam memerangi premanisme di Bali. Ia mengaku sangat menyesal ketika Bali yang dikenal sebagai destinasi wisata terkenal dunia, dengan budayanya yang ramah tamah ternyata ada sekelompok Ormas yang bertindak seperti layaknya preman.
“Makanya kalau bisa jangan hanya ada hukum positif untuk perang terhadap premanisme. Desa adat dan banjar-banjar di Bali memiliki aturan yang disebut dengan kasepekang, atau pengasingan terhadap oknum yang terlibat dalam aksi premanisme. Masukan ini dalam hukum adat yang lebih ditakutkan,” ujarnya.
Menurut Kapolda, warga negara ini dimana saja mereka berada harus berjalan dengan tidak rasa takut. Itulah yang disebut dengan hak asasi yakni hak orang untuk mendapatkan hidup yang layak tanpa ada rasa takut.
“Kami Polri berkewajiban untuk menjamin hak warga negara untuk tidak merasa takut di NKRI ini. Saya selaku Kapolda akans setia dengan tugas saya, dan kami akan melakukan tindakan tegas dan terukur, terhadap siapa pun dia yang terlibat dalam aksi premanisme,” ujarnya. Beberapa preman yang membuat keributan di Lapas Kerobokan sudah dipindahkan ke Nusa Kambangan.
Menurut Kapolda Bali, ada banyak pertanyaan apakah tetap konsisten jika dirinya sudah pindah tugas dari Bali. Ia mengakui, saat ini perjuangan dan peperangan melawan premanisme akan digaungkan sampai ke desa-desa. Antusiasme warga Bali terhadap perang melawan premanisme sudah sangat besar.
Hal ini terlihat saat deklarasi perang melawan premanisme di Lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar. Saat itu hadir sekitar 10 ribu orang dari berbagai kalangan masyarakat Bali. Hal itu berarti, masyarakat Bali yang selama ini diam, akan melakukan perang melawan premanisme.
“Saya akan membuat patung yang bernama Patung Fearless Masyarakat Bali, yang merupakan simbol bahwa masyarakat Bali sudah tidak takur lagi terhadap premanisme. Ini adalah Patung Rasa Tidak Takut Warga Bali terhada Premanisme. Karena orang Bali yang kita kenal sangat santun, sementara perilaku anggota Ormas seperti Laskar Bali, Baladika, Pemuda Bali Bersatu sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Bali di mata dunia,” ujarnya.