Kadin Bali Persoalkan Tinggi Bangunan di Bali

Istimewa

Denpasar – Sebanyak 62 peserta yang terdiri dari asosiasi dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Bali mengikuti Indonesia Building Technology Expo yang ke-9 yang digelar selama 5 hari mulai tanggal 28 Februari hingga 5 Maret 2018 di Sanu Paradise Denpasar.

Pameran tersebut merupakan kerja sama antara LLPJK dan Kementerian PUPR. Pameran juga melibatkan seluruh kampus di Bali bersama dosen dan mahasiswanya. Tingginya peserta pameran tidak dibarengi dengan lokasi pameran yang masih teralu sempit. Akibatnya, banyak stand pameran yang harus dibangun di lorong-lorong hotel dan tidak mendapatkan tempat yang layak.

Ketua Kadin Bali AA Alit Wiraputra mengatakan, pihaknya sudah sejak lama meminta kepada pihak Pemprov Bali agar membangun fasilitasn pameran yang besar dan memadai sehingga bisa menampung berbagai event pameran berskala lokal, nasional dan internasional. “Bali banyak tanah milik Pemprov yang bisa digunakan. Tapi saya tidak paham, kenapa lahan itu menganggur. Kalau dibangun infrastruktur untuk pameran, bisa sangat bermanfaat,” ujarnya.

Ia menyarankan, jika Pemprov Bali bisa melihat peluang bisnis pameran berskala besar sebagai sumber penghasilan. Lahan yang sudah ada harus dimanfaatkan. Daripada harus mencari lahan baru, dan hal ini membuat Bali akan semakin sempit. Saat ini saja untuk Badung, Denpasar, Gianyar, hampir tiap tahun sekitar 300 hektar lahan beralihfungsi untuk perumahan, pertokoan, pergudangan dan sebagainya.

Sempitnya lahan di Bali maka peraturan tinggi bangunan di Bali harus dikaji ulang. Ia menyarankan perlunya zonasi tinggi bangunan, dimana yang boleh tinggi bangunannya sama dengan daerah lainnya di Indonesia. “Sekarang teknologi sudah canggih. Di atas bangunan yang ada orang bisa saja menanam pohon kelapa di atas bangunan yang sudah jadi. Jadi selama itu bisa dilakukan kenapa tinggi bangunan harus dibatasi seperti sekarang ini,” ujarnya.

Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia Bali I Kadek Pranajaya mengatakan, sebenarnya tinggi bangunan tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah arsitekturnya itu. Sekalipun tinggi bangunan melebihi 15 meter, tetapi kalau stylenya, arsitekturnya tetap Bali maka kekhasan itu tidak akan berubah. Ciri khas Bali nya tetap kelihatan sekalipun mewahnya gedung tersebut. Sebab, orang datang ke Bali karena melihat ciri Balinya, bukan gedung itu bertingkat atau tidak bertingkat.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here