DENPASAR, BeritaDewata – Jurus jitu yang dilakukan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster dalam upaya membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menuai pujian dari pakar ekonomi yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNUD Prof Dr I Wayan Ramantha. Hal itu dikemukakan saat keduanya menjadi narasumber pada acara TVRI bertajuk ‘Apa Kabar UMKM (AKU) Bali’ yang ditayangkan secara langsung, Kamis (11/2/2021), pukul 18.00 Wita – 19.00 Wita.
Salah satu jurus yang dinilai sangat jitu oleh Prof Ramantha adalah gencarnya Ny Putri Koster mengedukasi pada pelaku UMKM agar serius menggarap konsumen lokal di tengah pendemi yang mengakibatkan menurunnya permintaan dari mancanegara. Tak hanya mengedukasi pelaku UMKM, untuk menggugah minat masyarakat, Ny Putri Koster juga menjadi contoh dalam penggunaan produk buatan desainer lokal yang sebelumnya lebih diminati turis asing. Belakangan, wanita yang dikenal sebagai seniman multitalenta ini kerap mengenakan busana pis bolong karya desainer Dayu Karang.
“Ketika pakaian itu dikenakan oleh seorang Ibu Gubernur, secara tidak langsung beliau sudah mempromosikan produk tersebut. Ini promosi gratis,” ucapnya. Ramantha menyebut, apa yang diterapkan oleh Ny Putri Koster dalam upaya membangkitkan UMKM adalah langkah yang tepat.
Selain mengedukasi masyarakat agar menggunakan produk lokal, kegiatan pameran IKM Bali Bangkit yang digagas Dekranasda Bali dinilai sebagai hal yang patut diapresasi. Ramantha menyebut, pameran IKM Bali Bangkit bisa menjadi prototype bagi kabupaten/kota untuk melaksanakan hal serupa. Ia berpendapat, sejumlah jurus jitu yang berhasil diaplikasikan Ny Putri Koster dalam membangkitkan UMKM tak terlepas dari sosoknya sebagai seorang seniman yang paham ilmu ekonomi.
Menanggapi apa yang disampaikan Prof Ramantha, Ny Putri Koster menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari tanggung jawab yang diembannya sebagai Ketua Dekranasda. Lebih jauh ia mengurai, salah satu tugas utama Dekranasda adalah menjembatani pelaku UMKM dengan konsumen. Dalam melaksanakan tugas itu, ia membangun sinergi dengan OPD terkait yaitu Diperindag Provinsi Bali.
Lebih jauh istri orang nomor satu di Bali ini menuturkan, pendemi Covid-19 berdampak serius bagi pelaku UMKM di Pulau Dewata. “Namun jika direnungkan, di tengah keterpurukan yang dihadapi, kita sebenarnya diajak jeda dan berpikir sejenak tentang apa yang harus dilakukan dengan produk UMKM,” katanya. Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari pandemi adalah kita diingatkan kembali pada alam, demikian halnya dalam proses produksi kerajinan seperti kain tenun lokal.
“Kita dijauhkan dari bahan kimia. Semua kain yang diproduksi berbahan dari alam,” imbuhnya.
Satu hal lagi yang menjadi bahan perenungan di tengah pandemi adalah para pelaku UMKM diingatkan agar kembali merangkul konsumen lokal. “Sebelumnya produk berkualitas hand made karya perajin kita lebih banyak diekspor sehingga masyarakat lokal asing dengan produk tersebut. Sekarang, ketika ekspor lesu, saatnya kita rangkul konsumen lokal. Kenalkan produk berkualitas yang biasa diekspor kepada masyarakat kita,” ujarnya.
Ia lantas mencontohkan busana dengan aksesoris pis bolong karya desainer Bali yang sebelumnya diekspor ke Jerman. Menurutnya, desain rancangan Dayu Karang ini sangat simpel dan enak dikenakan untuk aktivitas sehari-hari. “Ini artinya, produk yang biasanya dibuat untuk memenuhi selera konsumen luar negeri, pas juga ketika kita kenakan,” tambahnya.
Masih dalam upaya membankitkan UMKM di tengah pandemi, Dekranasda Bali juga memfasilitasi penyelenggaraan pameran yang bertajuk IKM Bali Bangkit di Gedung Ksirarnawa. Senada dengan Prof Ramantha, Putri Koster berharap kegiatan serupa dilaksanakan di kabupaten/kota. Jika terealisasi, hal ini akan menjadi dorongan yang lebih kuat bagi kebangkitan UMKM Bali.