BULELENG – Menjelang Pesta Demokrasi (Pilgub Bali 2018) suhu politik di Buleleng mulai memanas, seperti yang terjadi di Desa Baktiseraga Kecamatan Buleleng. Salah satu baliho pasangan calon Gubernur Bali IB. Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).
Pengerusakan Baliho ini diduga dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab pada Minggu (21/1) sore. Namun masih belum diketahui motif dan siapa yang nekat merusak Baliho yang telah dipasang oleh partai Demokrat.
Pengerusakan Baliho tersebut justru ada yang menarik pasalnya, hanya pada bagian gambar wajah Rai Mantra rusak. Sedangkan, foto wajah Ketut Sudikerta termasuk beberapa tokoh parpol Demokrat masih aman bahkan tak tersebuth tangan jahil.
Ketua Harian DPC Demokrat Buleleng, Nyoman Sarjana saat dihubungi mengatakan, pihaknya mengutuk keras dugaan pengerusakan baliho Mantra-Kerta yang dipasang Jumat (19/1) lalu di wilayah Desa Baktiseraga, Buleleng.
“Kami harapkan, Polres Buleleng dan Panwas harus ikut mengawasi keberadaan baliho setiap paslon, agar tidak ada oknum yang tidak bertanggungjawab merusak, yang membuat situasi politik memanas,” ujar Sarjana, Minggu (21/1/2018).
Sarjana, belum mengetahui pasti kapan baliho tersebut dirusak. Ia baru mengetahui, pada Minggu (21/1) sore ketika melintas di sepanjang Jalan Laksamana, Desa Baktiseraga, Buleleng.
“Ayolah jaga situasi politik ini dengan baik. Mari bersaing dengan sehat, tanpa ada riak-riak yang mengganggu pesta demokrasi di Bali. Karena siapapun terpilih, berarti itu yang terbaik bagi masyarakat Bali,” jelas Sarjana.
Sementara Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles menjelaskan, terkait dengan pengrusakan baliho itu mencerminkan masih ada sebagian masyarakat yang tidak mengerti arti demokrasi.
“Itu tidak masalah, karena perlu pembelajaran bagi mereka yang belum mengerti. Biarkan masyarakat yang menilai, apakah perbuatannya baik atau buruk, meningkatkan atau menurunkan jumlah dukungan. Justru jika ada pengerusakan artinya menandakan calon itu lebih kuat di viral politik ” sentil Gede Wididana.