BADUNG, BeritaDewata – Perayaan jelang hari jadi ke-empat puluh Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo dibuka dengan prosesi wisuda dan peragaan hasil karya siswa dari LPTB Susan Budihardjo Bali dan Surabaya. Semarang telah lebih dahulu melakukan wisuda. Puncak perayaan akan berlangsung di Jakarta pada bulan Maret 2020 mendatang.
15 Februari 2020 di Ballroom The Trans Resort Bali dan di hadapan para pencinta fashion, penulis mode, serta fotografer media, menjadi penanda Selebrasi 40 tahun eksistensi LPTB Susan Budihardjo di dunia mode dan dirayakan dengan penampilan desainer-desainer muda, seperti: Tiga alumnus LPTB Susan Budihardjo – Bali yang terdiri dari INDY RIZKIANA, MARCHELLE TAN, JULIA TORI.
“Sekolah kami senantiasa memberi dorongan dan dukungan yang maksimal kepada para siswanya, bahkan setelah mereka telah menjadi alumni sekalipun. Tiap tahun, kami mengundang alumni untuk mempresentasikan karya di muka publik. Sekolah memfasilitasi penyediaan tempat, panggung, tata lampu, musik, hingga model. Kami juga kerap mengikutsertakan murid dan alumni pada gelaran mode seperti Jakarta Fashion Week, atau Indonesia Fashion Week, dl. Hal ini kami lakukan demi menjadikan lulusan LPTB Susan Budihardjo paham tantangan yang akan dihadapi ketika terjun ke tengah masyarakat nantinya”, ujar Susan Budihardjo founder sekaligus pemimpin LPTB Susan Budihardjo, Sabtu (15/02) malam.
Susan menjelaskan, Para desainer muda itu lulus dari empat penjuru kota; Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bali setelah mampu melampaui berbagai ujian dan presentasi untuk membuktikan kemampuan dan daya kreativitas mereka. Tahun ini TIME (waktu) dipilih menjadi tema utama untuk materi ujian sekolah dan presentasi alumni di hadapan masyarakat.
“Waktu adalah keniscayaan yang menawarkan dua hal dalam satu tempo, lama dan baru, berubah dan tetap. Karenanya, waktu dapat dilihat dari berbagai sudut dan perspektif yang berbeda. Filosofi ini disodorkan sekolah kepada para siswa dan desainer muda untuk membuka imajinasi dan mengembangkan kreativitas sejauh mungkin dan menerjemahkannya menjadi sebuah koleksi karya dengan bebas dan kreatif.” jelasnya.
Dengan demikian jenis busana yang dipersembahkan para siswa dan desainer muda ini semakin beragam, mulai dari rancangan kostum, couture, hingga busana siap pakai. Susan Budihardjo menitipkan pesan kepada generasi mode muda Indonesia, “Jangan lekas menyerah, jangan mudah putus asa. Jalani proses dengan hati ringan, perbanyak jam terbang untuk mengenali karakter karya pribadi. Bekerjalah lebih keras lagi, karena persaingan semakin kompetitif,”
Ada yang menarik dari peragaan busana yang ditampikan Julia Tori. Desainer yang telah mapan memiliki label busana golf ini mempersembahkan sepuluh busana untuk wanita dan pria. Seorang pegolf kenamaan Luke Moore membuka peragaannya.
Julia mengklaim menjadi yang pertama memanfaatkan batik sebagai material bahan baju golf, baik batik tulis maupun motif batik yang dicetak di atas bahan poliester dan elastane. Time diterjemahkan ke dalam perubahan batik dari waktu ke waktu, mulai yang lawas hingga bergaya kekinian.
Selain baju bergaya 2-potong untuk pria dan wanita, Tori Golf menawarkan topi, sarung tangan, hingga tas sepatu yang sejiwa dengan keseluruhan koleksi busananya.
Panggung ditutup dengan penampilan 16 set busana karya para guru LPTB Susan Budihardjo Bali yang terdiri dari Jafar Sodiq, Luh Wina Sadevi, Ni Made Rica, Donny Silvester dan Andre Puspa.
Karya para guru ini dipresentasikan dengan menggabungkan kreasi yang satu dengan yang lain secara acak Misalnya, bawahan karya Jafar dipadankan dengan atasan milik Wina, atau terusan karya Rica menggunakan outer milik Donny, dst. Padanan ini melahirkan sebuah tampilan baru ‘mix-don’t-match” yang unik