BeritaDewata.com, Denpasar – Garda Pemuda NasDem Bali melakukan acara Buka Bersama (Bukber) di Kantor DPW Partai NasDem Bali di Jalan Tukad Batang hari Renon Denpasar, Kamis (08/06/2017). Acara bukber ini dimaksudkan untuk bentuk kebhinekaan antar umat beragama.
Ketua Dewan Pembina Garda NasDem Bali IGN Bagus Eka Subagiartha mengatakan, bukber tersebut juga melibatkan seluruh jajaran partai dan unsur organisasi sayap mulai dari Garnita (Garda Wanita), Liga Mahasiswa, BAHU (Badan Advokasi Hukum), dan Petani NasDem Bali.
“Tujuan acara ini, kami ingin membuktikan kepada semua bahwa kita adalah satu saudara dalam satu kebhinekaan. Kita bertekad menjaga NKRI dan UUD, serta Pancasila melalui rasa toleransi bersama,” ujarnya seusai menggelar Bukber.
Ia mengakui, walaupun banyak kader Partai NasDem, anggota Garda Pemuda Nasdem Bali yang berbeda keyakinan, hal tersebut tak menghalangi untuk hidup berdampingan dengan sesama. Di Bali, toleransi antarumat beragama sangat tinggi di tengah kebhinekaan Indonesia yang saat ini sedang digoyahkan.
Saat disinggung apakah Bukber tersebut merupakan salah satu cara Partai NasDem Bali untuk menarik dukungan dan simpati dari umat muslim di Bali, Subagiartha menampik hal itu. Menurutnya, buka bersama merupakan salah satu pengabdian Partai NasDem Bali terhadap masyarakat tanpa pandang bulu.
“Sebagai partai politik, ini rasa pengabdian kami kepada masyarakat tanpa memandang agama ataupun golongan. Tapi kalau ini mendapat simpati dari masyarakat, ini adalah buah dari perjuangan dan pengabdian kami,” akunya.
Acara Bukber diawali dengan pembacaan kitab suci Al Qur’an oleh Pradnya Paramita, tausiah dari Uztad Budi Utama dari Yayasan Yappa Denpasar. Dan dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab seputar kegiatan ibadah puasa. Menurut Ustad Budi Utama, sekalipun Bali ini merupakan daerah pariwisata yang sudah mendunia, namun masyarakat Bali itu tetap merupakan masyarakat yang yang sangat religius dan beraneka keyakinan.
“Toleransi yang tinggi di Bali tetap harus dipertahankan di tengah menggeliatkan pariwisata. Jangan sampai Bali mudah dipengaruhi isu ancaman kebhinekaan dan intoleransi,” ujarnya. Ia mengakui, hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi gerakan radikalisme yang ingin mengganti dasar negara Pancasila. Kelompok ini justeru menjadi musuh besar Islam di seluruh Indonesia juga termasuk di Bali. “Kelompok apa pun itu yang radikal, entah itu ISIS, FPI, akan menjadi musuh bersama umat Islam bila masuk ke Bali,” ujarnya.