Inggris Meyakini Indonesia Bisa Menjadi Mitra Investasi Ekonomi Digital

acara " Teach to Impact: Inovation, Inclussion, and Collaboration di Sanur Denpasar, Senin (24/2).

DENPASAR, BeritaDewata – Negara Inggris diyakini bisa menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam bidang pengembangan ekosistem ekonomi digital dan pengembangan teknologi di bidang usaha lainnya. Hal ini disampaikan oleh British Embassy Ketua Divisi Ekonomi dan Digital Kedutaan Inggris untuk Indonesia, Ginny Ferson, dalam acara ” Teach to Impact: Inovation, Inclussion, and Collaboration di Sanur Denpasar, Senin (24/2).

Acara tersebut digelar di tiga kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Ginny mengatakan, Inggris adalah pusat teknologi terbesar di Eropa. Saat ini Inggris menjadi rumah yang nyaman bagi 600 ribu perusahan rintisan di bidang teknologi dengan 70 unicorn yang sudah berkembang pesat.

Tahun 2019 lalu, Inggris berhasil mendatangkan investasi asing di bidang perusahan berbasis teknologi dengan nilai sebesar 5,5 miliar pounsterling. “Dengan pengalaman ini, kami meyakini jika Inggris mampu menjadi mitra strategis untuk ekosistem digital dan start up lainnya berbasis teknologi digital untuk Indonesia,” ujarnya.

Di Inggris, teknologi sudah dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai sektor seperti pendidikan, keuangan, industri ramah lingkungan dan sebagainya. “Banyak peluang kolaborasi tentang teknologi ramah lingkungan antara Indonesia dan Inggris. Sebab di Indonesia ada banyak potensi industri ramah lingkungan terutama di bidang energi baru dan terbarukan. Ada banyak potensi pembangkit listrik dari tenaga Surya, panas bumi, angin dan air,” ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan rintisan digital merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini dibuktikan berkembangnya lebih dari 2.500 perusahaan rintisan digital dan 3 unicorn terbesar di Asia Tenggara. Sebagai bagian dari “Visi dan Misi” Presiden Jokowi, yaitu untuk mengembangkan sumber daya manusia. Pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan akses digital yang mendukung perkembangan ekonomi di Indonesia secara keseluruhan.

Namun, pengembangan ekosistem digital membutuhkan kolaborasi antar pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat, penyedia telekomunikasi, akademisi dan lembaga pemerintahan. Untuk mendukung agenda kerja Presiden Jokowi, Kedutaan Besar Inggris melalui UK – Indonesia Tech Hub menyelenggarakan seminar digital “Tech to Impact: Inclusion, Improvement and Collaboration” di Denpasar yang dilaksanakan pada 24 Februari – 28 Februari 2020.

Seminar ini bertujuan untuk mendorong wirausaha digital, terutama kelompok yang terabaikan seperti komunitas penyandang disabilitas, perempuan dan mereka yang tertarik untuk mengembangkan bisnis digital namun terbentur keterbatasan dana atau kemampuan untuk mengembangkan produk rintisan yang layak.

Seminar ini akan menjembatani kemitraan antara Inggris dan Indonesia dalam bidang digital melalui pengembangan kapasitas, pengembangan ekosistem, dan pembelajaran sebaya (peer-to-peer).Melalui Tech to Impact: Inclusion, Improvement and Collaboration, Inggris ingin mendorong pemberdayaan masyarakat, terutama bagi perempuan dan kelompok terabaikan untuk dapat memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya. Karena teknologi memiliki kekuatan yang memberikan solusi inovatif, terjangkau dan mudah untuk direplikasi, dalam penanggulangan masalah pembangunan global.

Seminar yang dihadiri oleh 100 peserta dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), komunitas pemula digital, Yayasan Komnas Perempuan Indonesia, Solidaritas Perempuan untuk Hak Asasi Manusia, Panti Sosial Sasana Binadaksa.

“Saya berharap, semua di event ini bisa mendapatkan manfaat dan belajar sedikit lagi tentang kesempatan sektor digital. Saya berharap kepada semua orang mendapatkan sesuatu, dan mendapatkan akses dalam sektor digital dan memiliki ide yang bagus untuk mendapatkan bisnis yang sukses dan menumbuhkan perekonomian di Indonesia,” ujarnya.

Ada tiga hal yang dibicarakan dalam seminar ini yakni peningkatakan kapasitas SDM di Indonesia. Inggris bisa berbagi ilmu yang dimiliki. Segmen pertama wanita, kaum marginal, dan kaum divabel. Kedua adalah segmen untuk UMKM. Sementara segmen rintisan digital yang baru berupa ide saja. Segmen perusaha rintisan digital yang sudah memiliki MVP atau minimum variable produk.

Di hari kelima, peserta diminta mengumpulkan proposal presentasi yang akan diberikan kepada investor dan akan diseleksi, dan akan mempresentasikan apa yang sebenarnya mereka ingin tuju. Jika investornya berminat akan berikan invesmentnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here