KUTA – Puluhan komandan SAR dari berbagai negara di dunia saat ini berkumpul di Kuta Bali dalam acara International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) Team Leader Meeting 2017, Rabu (18/10/2017). Direktur Operasi SAR Basarnas Indonesia Brigadir Jenderal TNI (Marsekal) Ivan Ahmad Rizki Titus menjelaskan, Indonesia telah membuka INSARAG Meeting tahun 2017. INSARAG adalah kumpulan dari Badan SAR dari negara-negara di dunia, khususnya dalam penanganan bencana, lebih khusus lagi untuk bangunan-bangunan runtuh yang disebabkan oleh gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan sebagainya.
“Seluruh dunia ada Badan SAR. Pada saat pertemuan di Jenewa tahun lalu, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah, khususnya di Bali. Dari para peserta menginginkan di Bali. Dan sekarang mereka sangat antusias. Dari 91 negara anggota INSARAG, sekarang ada 58 telah hadir di Bali ini, walau dalam suasana ancaman letusan Gunung Agung, mereka tetap antusias. Ini penghargaan bagi pemerintah Indonesia, khusus Bali untuk menjadi tuan rumah. Sebab ini harus menunggu 91 tahun lagi baru bisa mendapat giliran menjadi tuan rumah. Sekarang para komandan tim SAR dunia berkumpul di Bali,” ujarnya. Dalam pertemuan tersebut, para komandan SAR dunia ini akan membagikan berbagai pengalaman, ilmu pengetahuan, nasihatnya dalam operasi menemukan korban akibat runtuhnya bangunan.
Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut baik pertemuan INSARAG di Bali. Ia menilai, pertemuan ini momentnya sangat tepat karena Bali saat ini sedang dalam kondisi ancaman letusan Gunung Agung yang statusnya masih awas. “Bilamana akhirnya Gunung Agung meletus, maka perlu pertolongan dalam pencarian korban. Kita berharap dengan ilmu dan pengalaman yang ada dari para komandan SAR dunia, maka para korban akan semakin sedikit atau bisa diminimalisir,” ujarnya.
Harapan lain dari Pastika adalah, para peserta setelah kembali ke negaranya bisa memberikan informasi ke negaranya bahwa Bali itu aman dikunjungi. “Makanya mereka kita minta untuk bisa keliling Bali. Bahwa semua tempat wisata di Bali bisa dikunjungi, kecuali ke Gunung Agung,” ujarnya. Selain itu, Pastika juga meminta para komandan SAR dan seluruh peserta bisa diajak untuk melihat bagaimana manajemen pemerintahan di Bali dalam menangani bencana, manajemen pengungsi, manajemen logistik dan berbagai bidang lainnya. “Ini juga membutuhkan ilmu pengetahuan, teknologi dengan segala terapannya yang cukup, untuk meminimize baik korban nyawa maupun korban harta benda,” ujarnya. Ia menegaskan jika Bali ini sudah aman, sudah bisa ditangani dengan baik kalau pun meletus.