Badung – “Walau sekarang tiap bulan harus antar kedua anak saya ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar buat tranfusi darah, untuk biaya saya sudah lega lah. Jadinya hanya mikirin uang untuk biaya hidup sehari-hari saja.”
I Ketut Merta (49) pria yang sudah berkepala empat ini sudah memiliki dua orang anak perempuan. Sejak lahir kedua anaknya telah divonis menderita sakit thalessemia. Anak pertamanya Ni Luh Gede Mitha Astari 21 tahun dan anak keduanya Ni Kadek Yosi Oktaverina 15 tahun kini telah menginjak usia remaja dan telah mengenyam bangku pendidikan. Keseharian kakak beradik ini selain sekolah juga membantu orang tua berjualan canang (perlengkapan upacara keagamaan umat Hindu-red) ke tetangga sekitar rumah.
Di tengah kesibukan kedua gadis belia ini, harus menyempatkan waktu sehari setiap bulannya untuk dapat menjalankan proses transfusi darah di rumah sakit agar dapat terus lancar beraktivitas.
“Saya bersyukur sekali sudah ada program pemerintah yang namanya JKN-KIS ini, sebelumnya kalau masih jadi pasien umum tidak bisa selalu rutin untuk cuci darah karena harus siapkan uang yang tidak sedikit, dulu sekali transfusi saja harus siap sekitar 2 juta rupiah, belum lagi biaya transportasi dan kebutuhan lainnya,” ungkap sang ayah.
Ungkapan pria yang kesehariannya bekerja sebagai penjaga warung milik banjar adat Desa Bedil Kabupaten Badung ini bukan tanpa alasan, namun karena jarak dari rumahnya ke rumah sakit berjarak sekitar 1 jam perjalanan. Beruntung rumah sakit tempat anaknya berobat sudah menjalankan sistem pendaftaran online sehingga beliau dapat lebih awal mengambil nomor antrian untuk perawatan kedua buah hatinya sebelum sampai ke rumah sakit.
“Sekarang semua sudah sangat dimudahkan, semuanya bisa diurus serba online, daftar antrian dirumah sakit sudah bisa diambil dari rumah, apalagi kemarin sempat bertemu dengan petugas dari BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, saya diajarin pakai aplikasi Mobile JKN yang manfaatnya sangat banyak dan mudah diakses, Jadi sekarang kalau berobat kedua anak saya hanya cukup menunjukkan KIS yang ada di handphone saya ini, sangat praktis,” cerita Merta sembari menunjukkan kartu KIS digital di ponsel miliknya.
Merta berharap ke depannya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan dapat tetap menjadi perhatian.
“Yang namanya pelayanan kesehatan itu harap selalu dinomorsatukan, karena kebutuhan semua orang. Sudah ada jaminan kesehatan dari pemerintah jadi melalui program ini kita bisa bergotong-royong dengan sesama dan saling membantu,” ujarnya.