
BADUNG, BERITA DEWATA – Gubernur Bali, Wayan Koster, mengajak seluruh lembaga pendidikan tinggi untuk lebih aktif mengambil peran dalam menuntaskan berbagai persoalan krusial di Bali, mulai dari masalah sampah, kemacetan, hingga perilaku wisatawan yang kurang tertib.
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan pada Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-2 Program Sarjana Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali (ITSNUBA), di 100 Sunset Hotel, Kuta, Sabtu (26/4/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menegaskan komitmennya untuk fokus menuntaskan masalah sampah di masa jabatan keduanya. Untuk mendukung gerakan ini, ia telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. “Sampah adalah persoalan serius. Kalau kita ingin hidup sehat dan menjaga citra Bali sebagai destinasi wisata dunia, pengelolaan sampah harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.

Koster optimistis persoalan sampah dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun. Bahkan, Bali kini menjadi prioritas nasional dalam program penanganan sampah oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI. Ia pun mengajak seluruh komponen, termasuk ITSNUBA, untuk terlibat aktif dalam gerakan ini. “Partisipasi lembaga pendidikan sangat penting untuk mempercepat perubahan. Jika Bali bersih, daya tarik wisata kita semakin kuat, ekonomi pun semakin tumbuh,” ujarnya.
Di tengah berbagai tantangan, Koster tetap bersyukur karena jumlah wisatawan mancanegara terus meningkat. “Sepanjang tahun 2024, tercatat 6,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara, lebih tinggi dari sebelum pandemi. Hingga 23 April 2025, sudah naik lagi sebesar 13 persen,” bebernya. Menurutnya, jika persoalan-persoalan krusial bisa diselesaikan, maka potensi Bali untuk berkembang semakin besar.
Selain soal sampah, Gubernur juga memberi perhatian serius pada masalah kemacetan dan perilaku wisatawan. Ia menegaskan, Bali harus dikelola dengan cerdas untuk menjaga kenyamanan semua pihak.
Dalam kesempatan tersebut, Koster memberikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama atas keberhasilan mendirikan ITSNUBA di Bali. “Jumlah perguruan tinggi di bawah NU sangat banyak, luar biasa. Meski baru berusia enam tahun, prestasi ITSNUBA sudah cukup membanggakan,” katanya. Ia berharap, kehadiran ITSNUBA bisa mendukung peningkatan angka partisipasi pendidikan tinggi di Bali, yang saat ini baru menyentuh 34 persen.
Gubernur Koster menargetkan, pada periode keduanya ini, angka partisipasi masuk perguruan tinggi di Bali bisa naik minimal menjadi 40 persen. Untuk mewujudkannya, Pemprov Bali tengah menyiapkan program Satu Keluarga, Satu Sarjana, dengan fokus pada keluarga kurang mampu. “Kami butuh kerja sama dari semua perguruan tinggi, termasuk ITSNUBA, untuk merealisasikan program ini,” tegasnya.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati. Ia berpesan agar mereka tidak cepat puas dengan gelar sarjana yang diraih. “Teruslah belajar, lanjutkan ke jenjang S2 bahkan S3 agar peluang ke depan semakin luas,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor ITSNUBA, Azizah Azis, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para lulusan. Ia berharap para sarjana ITSNUBA menjadi pribadi yang tangguh, adaptif, kreatif, dan mampu bersaing di dunia global. “Sarjana ITSNUBA harus mampu menciptakan inovasi teknologi yang bermanfaat untuk bangsa dan negara,” ujarnya. Azizah juga menambahkan bahwa saat ini ITSNUBA memiliki tiga program studi, yakni Teknik Lingkungan, Statistik, dan Sistem Informasi, yang semuanya sudah terakreditasi Baik.
Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah VIII, Nyoman Bagus Suweta Nugraha, dalam sambutannya menekankan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan untuk terus belajar dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan bangsa. Ia juga mengapresiasi ITSNUBA yang tak hanya membekali mahasiswanya dengan IPTEK, tetapi juga nilai-nilai religius.
Senada dengan itu, Mustakin Taggala dari Lembaga Pendidikan Tinggi PBNU menyampaikan bahwa keberadaan ITSNUBA adalah bukti nyata komitmen NU dalam memperluas akses pendidikan tinggi di seluruh Indonesia. Saat ini, PBNU telah memiliki lebih dari 200 lembaga pendidikan tinggi yang tersebar di berbagai daerah.
Pada wisuda ke-2 ini, ITSNUBA melepas sebanyak 47 sarjana dari tiga program studi. Prosesi wisuda juga dimeriahkan dengan orasi ilmiah oleh Staf Ahli Bidang Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kemdiktisaintek RI, Muhammad Hasan Chabibie, yang menyatakan dukungannya terhadap program peningkatan partisipasi pendidikan tinggi yang digaungkan Gubernur Koster.