
KARANGASEM, BERITA DEWATA – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Palemahan Kedas (PADAS) Provinsi Bali, Putri Koster, mendorong desa menjadi ujung tombak gerakan Bali Bersih Sampah. Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber pada kegiatan sosialisasi Percepatan Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai (PPPPSP) dan PSBS di Wantilan Kantor Camat Selat, Karangasem, Jumat (19/9/2025).
Dalam arahannya, Putri Koster menegaskan bahwa persoalan sampah merupakan masalah mendesak yang tidak bisa lagi diselesaikan dengan sistem lama “kumpul–angkut–buang”. Pola tersebut, menurut dia, sudah berlangsung lebih dari 40 tahun dan terbukti menimbulkan dampak serius bagi lingkungan serta kesehatan.
“Kalau sampah hanya dipindahkan, itu akan menjadi musibah. Tetapi kalau sampah dipilah dari sumbernya, maka akan menjadi berkah,” ujar Putri Koster.

Ia mengajak masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, untuk mulai mengelola sampah organik rumah tangga menggunakan tong komposter maupun TEBA modern, sehingga bisa menghasilkan pupuk cair atau kompos. Sampah anorganik diarahkan untuk didaur ulang melalui TPS3R, sementara residu dikelola secara terpisah tanpa lagi dibuang ke TPA.
“Kalau desa bersih, maka kecamatan akan bersih. Kecamatan bersih maka kabupaten juga bersih, dan akhirnya Bali pun bersih. Kepala desa dan bendesa adalah ujung tombak sekaligus komandan gerakan ini. Mari berkreasi dan berinovasi agar sampah selesai di desa,” ucapnya.
Putri Koster menegaskan, PSBS bukan semata program pemerintah, melainkan gerakan kolektif masyarakat. “Kita tidak boleh lagi membakar sampah, menumpuk sampah di ruang terbuka, atau membuang sampah ke TPA. Mari jadikan PSBS sebagai gaya hidup bersama menuju Bali Bersih Sampah,” katanya.
Sementara itu, Camat Selat, I Gusti Ngurah Dyumatsna, menyoroti potensi besar kecamatan dengan 8 desa dinas dan 27 desa adat tersebut di sektor pertanian dan pariwisata. Namun, sampah masih menjadi tantangan serius. Ia menekankan pentingnya pemetaan lahan pemerintah maupun adat untuk TPS3R, penguatan aturan dan perarem, serta pembangunan TEBA modern.
Usai kegiatan di Selat, sosialisasi berlanjut di Kecamatan Sidemen. Kepala Dinas KLH Provinsi Bali, I Made Rentin, menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis sumber sekaligus upaya membatasi timbulan plastik sekali pakai. Menurut dia, pengelolaan harus dimulai dari hulu, yakni rumah tangga dan desa adat, melalui TEBA modern dan tong komposter.
“Untuk di tengah, salah satu alternatifnya adalah TPS3R dan TPST untuk mengelola sampah anorganik. Sementara di hilir, Pemprov Bali tengah mendorong pembangunan fasilitas waste to energy atau insinerator, karena metode pembuangan terbuka di TPA sudah dilarang sesuai UU No. 18 Tahun 2008,” ujar Rentin.
Camat Sidemen, I Nyoman Swenegara, menambahkan pihaknya mendukung penuh penerapan PSBS sebagai solusi strategis dalam penanganan sampah di Bali.
Turut hadir Ketua TP PKK Karangasem, Kepala Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali, Ketua TP PKK kecamatan, para perbekel, bendesa adat, serta tim percepatan PPPPSP dan PSBS.























































