SORONG, BERITADEWATA – Sebuah bangunan gedung sekolah dasar SD Inpres 133 Bumi Ajo yang beralamat di Jln. Ahmad Yani Kampung Bumi Ajo, Distrik Moswaren Kabupaten Sorong Selatan Papua Barat kondisi sangat memprihatinkan.
Kondisinya tidak terawat dan banyak yang rusak. Akibatnya, pada Sabtu pekan lalu, beberapa guru bersama murid-murid membongkar plafon yang sudah usang akibat di makan usia agar tidak menjadi korban bila dipaksakan untuk dipakai.
Menurut Kepala Sekolah SD Inpres 133, Abdul Karim Kalauw, S.Pd., SD ini dibangun tahun 1994 dan difungsikan bulan Juli 1995. SD Inpres 133 Bumi Ajo adalah satu-satunya SD Rujukan yang ada di Kabupaten Sorong Selatan.
“Namanya SD rujukan setidaknya mendapat prioritas sarana prasarana dari pemerintah daerah maupun pusat. Pihak sekolah sudah kerap kali mengajukan proposal pendirian gedung baru ke Provinsi Papua Barat maupun Bupati Sorong Selatan. Bahkan pak bupati dan kadis pendidikan dan kebudayaan sudah kami undang untuk melihat keadaan sekolah. Tapi begitulah, tiap kali kami bertanya tentang gedung baru, jawabannya tahun depan terus,” ujarnya kepada Berita Dewata saat di hubungi melalui saluran telepon.
Karim menjelaskan, ini gedung lama yang terdiri dari 4 ruangan. Gedung ini dibangun tahun 1994. “Pernah direnovasi satu kali dengan kontraktornya Pak Markus hlHomer ( penjaga sekolah ) tapi yang diganti hanya atapnya sekitar 10 lembar kemudian dicat secara keselurahan sehingga kesannya bahwa semua atapnya telah diganti,” jelasnya.
“Gedung SD ini telah banyak mencetak generasi HEBAT di negeri ini selama 27 tahun lamanya. Gedung sekolah yang dibangun dari anggaran Departemen Transmigrasi dan PPH pada tahun 1994.
Pada Sabtu 18 September 2021 kemarin, plafon sengaja kami rontokkan karena kalau hujan dan angin banyak plafon yang jatuh, mengingat keamanan, kenyamanan dan kesehatan anak-anak didik dan dewan guru kelas 1,2 dan 3. oleh sebab itu kami rontokkan sekalian,” ujarnya.
Walau demikian pihaknya tetap bersyukur dan masih bisa gunakan dan manfaatkan dengan mengkondisikan semaksimal mungkin ruangan-ruangan ini agar proses pembelajaran anak-anak kelas 1, 2 dan 3 tetap berjalan dengan baik.
“Ini merupakan gedung lama atau bangunan pertama yang masih tetap digunakan berhubung kami kekurangan ruang kelas. Ada gedung baru tapi hanya 3 ruang, jadi tidak memadai. Karena per kelas siswa sampai 25 anak, dan selama Pandemi kami gunakan 2 shift per kelasnya. Harapan dan impian kami untuk kedepannya janji tidaklah hanya janji, semoga ada perbaikan atau pembangunan buat gedung kelas kami SD Inpres 133 Bumi Ajo tercinta,” ujarnya.