Gara-Gara Bertemu Raja Salman, Romo Venus Diburu Pengusaha Batu Akik

Romo Venus

Beritadewata.com, Denpasar – Cerita tentang Raja Salman Bin Abdulaziz di Bali rupanya belum berakhir. Terutama cerita soal pertemuan dengan seorang Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua Romo Evensius Dewantara atau yang bisa dipanggil Romo Venus. Ia mengisahkan bahwa selama Baginda Raja berada di Nusa Dua Bali, dirinya terus dikejar-kejar pengusaha, terutama pengusaha batu akik dan pengusaha batik.

“Mungkin mereka melihat berita di berbagai media tentang pengalaman pertemuan saya dengan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al Saud. Lalu mereka mengira kalau saya ini dengan mudah mengakses, untuk bertemu Raja Salman. Hampir semua yang datang ke saya meminta bantuan untuk menitipkan barangnya, agar bisa diberikan kepada raja,” ujarnya di Denpasar, Selasa (14/3/2017).

Romo Venus mengeluhkan, jika kedatangan beberapa pihak ini diterimanya selama raja berada di Bali. Awalnya, ia menerima dengan baik. Namun setelah beberapa hari kemudian, dirinya terus didesak agar bisa dipertemukan dengan raja, memberikan hadiah bagi raja, Romo Venus akhirnya merasa terganggu dengan tugas-tugas pelayanan pastoralnya. Pertemuan itu lebih intensif di saat-saat menjelang raja akan menyelesaikan liburan di Bali. Umumnya mereka mendesak agar saya bisa mempertemukan mereka dengan raja atau bisa mengantarkan bingkisan kepada raja.

Dari beberapa peristiwa tersebut, yang paling mengesalkan adalah seorang pengusaha batu akik asal Bandung. Pengusaha itu mengaku bernama Heri. Kepada Romo Venus, pengusaha batu akik itu membawa batu akik, bergambar Presiden Pertama Soekarno. Ia mengaku jika batu akik itu harganya Rp 20 miliar dan seringkali ditawar para pejabat dan pengusah di Indonesia. Ia juga mengaku jika batu akik itu memiliki khasiat yang tinggi.

“Untuk menjaga komunikasi yang baik, saya hanya bisa mendengar kisah ini. Sampai-sampai ia menitipkan batu akik itu kepada saya. Dan memang betul, setelah diterawang, tampak sekilas ada gambar Soekarno asil dalam batu itu. Bingkainya diukir dari permata. Saya dititipin batu akik itu agar bisa diberikan kepada raja. Jadi batu akik itu semalam sempat menginap di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa,” ujarnya.

Keesokan harinya, pengusaha batu akik itu datang lagi, sekalian memberikan batik pekalongan sebagai hadiah buat Romo Venus. Ia berpikir jika Romo Venus sudah menyerahkan batu akik itu kepada raja. Karena terus didesak, Romo sempat berdebat dengan pengusaha kaya itu.

“Saya ini pemimpin agama katolik. Saat raja tiba di Bandara Ngurah Rai, nama saya menjadi pemberitaan. Bagaimana mungkin seorang pemimpin agama, harus membawa batu akik ini kepada raja, nanti apa kata orang. Mana mungkin pemimpin agama percaya dengan hal-hal begini,” ujarnya dengan suara tinggi. Mendengar penjelasan itu, sang pengusaha batu akik itu langsung mengambil kembali batu akiknya.

Menurut Romo Venus, banyak pengusaha yang mencarinya selalu bermotifkan ekonomi dan uang. Mereka umumnya ingin terkenal, ingin agar barangnya terkenal dan dicari banyak orang. “Berkali-kali saya jelaskan, jika saya ini hanya kebetulan bertemu raja dalam kapasitas sebagai perwakilan dari Forum Kerukunan Antarumat Beragama Provinsi Bali dan kebetulan saya bisa berbahasa Arab. Ini hanya moment beberapa detik, kemudian diketahui media, dijadikan berita. Saya tidak bisa bertemu raja di luar moment itu. Tapi tetap saja penjelasan saya ini tidak dipahami para pengusaha itu,” tutupnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here