
DENPASAR, BERITA DEWATA – Final lomba cerdas cermat dalam rangka Bulan Bung Karno 2025 tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi se-Bali sukses digelar di Kantor DPD PDI Perjuangan Bali, Renon, Denpasar, Sabtu (21/6/2025). Kegiatan ini dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, jajaran anggota DPR RI dan DPRD dari Bali, para ketua DPC PDIP se-Bali, serta ratusan peserta dan pendukung dari berbagai sekolah dan kampus.
Lomba berlangsung dalam suasana yang kompetitif dan penuh semangat. Di kategori SMA/SMK, juara I diraih oleh SMA Negeri 2 Semarapura, Klungkung, dengan total nilai 1.650. Disusul SMK Negeri 1 Kubu, Karangasem di posisi kedua dengan 1.350 poin, dan SMA Negeri 1 Seririt, Buleleng sebagai juara ketiga dengan nilai 1.300. Sementara itu, juara harapan I hingga III masing-masing diraih oleh SMA Negeri 1 Tabanan (1.050), SMA Negeri 1 Amlapura (1.000), dan SMA Negeri 1 Pupuan, Tabanan (800).
Untuk kategori perguruan tinggi, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja berhasil meraih juara I dengan nilai tertinggi, 1.700 poin. Diikuti oleh Politeknik Negeri Bali Cabang Gianyar (1.550), dan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) A Bali (1.175). Juara harapan diraih oleh UPMI Bali B (975), Universitas Udayana Fakultas Ilmu Budaya (700), dan IAHN Mpu Kuturan Bali (675).
Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas tingginya antusiasme peserta dari seluruh Bali, baik dari tingkat pelajar maupun mahasiswa. Ia menilai, lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, namun juga menjadi sarana penguatan wawasan kebangsaan serta pemahaman terhadap visi pembangunan Bali.
“Materi lomba mengangkat isi dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang sangat penting dipahami generasi muda. Saya berterima kasih kepada para siswa, mahasiswa, para juri, serta semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan ini,” kata Koster.
Sorotan Unik: Nama Nyoman dan Ketut Terancam Punah
Salah satu momen menarik terjadi ketika dalam sesi pertanyaan final, panitia mengangkat isu langkanya penggunaan nama khas Bali seperti Nyoman dan Ketut. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Bali tahun 2023, jumlah warga yang memiliki nama Nyoman tinggal 18 persen dari total penduduk Bali, sementara Ketut hanya 6 persen.
Pertanyaan ini dijawab dengan baik oleh para finalis, yang menunjukkan bahwa isu tersebut cukup dikenal di kalangan generasi muda.
Sebagai bentuk apresiasi dan kepedulian terhadap pelestarian identitas budaya, Gubernur Koster di akhir acara meminta semua peserta yang bernama Nyoman dan Ketut untuk naik ke atas panggung. Dari ratusan peserta yang hadir, hanya sekitar 30 orang yang memiliki nama tersebut.
“Ini menjadi bukti nyata bahwa dua nama ini benar-benar terancam punah. Karena itu saya memberikan penghargaan kecil bagi mereka,” ujar Koster sambil menyerahkan hadiah uang tunai sebesar Rp500 ribu kepada masing-masing peserta yang bernama Nyoman dan Ketut.
Melalui lomba ini, nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan identitas kebudayaan Bali diharapkan terus hidup dalam jiwa generasi muda Pulau Dewata.