BeritaDewata.com, Buleleng – Ajang promosi wisata Lovina Festival ke-7 tahun 2018 yang digelar Pemerintah Kabupaten Buleleng dari (26 s/d 29 ) dengan angggaran APBD dan sumbangan tidak mengikat dari berbagai sponsor disambut antusias oleh masyarakat Buleleng.
Gelaran Lovina Festival 2018 ini dirangkai dengan berbagai acara dan kegiatan dalam ajang promosi pariwisata, hadir pula dalam gelar Festival tersebut perwakilan Mentri Kelautan dan Perikanan serta Mentri Pawisata RI . Pada pembukaan Rabu (26/9) pantai Lovina dipadati oleh 800 ratus penari Rejang Renteng yang dimainkan oleh ibu-ibu dari berbagai desa di Buleleng, selain itu panggung hiburan yang begitu megah didesain oleh pemerintah Buleleng melalui Dinas Pariwisata Buleleng.
Pada Kamis (27/9) malam panggung yang berdiri kokoh dan megah tersebut dihiasi para Modeling cantik yang panduan oleh Butiq Ria hingga memukau penonton dan membuat wisatawan manca negara terkesima melihat gaun -gaun yang dibawakan oleh para Modeling cantik milki D&M Modeling dipanggung hiburan tersebut.
Gaun desainan Butiq Ria yang berlokasi dijalan Ponogoro Singaraja telah lama dikenal bahkan gaun tersebut sudah menembus pasar Internasional. Menurut pemilik Butiq Ria, yang memiliki nama asli Putu Ria Yusnita perempuan asal Desa Banyuatis Buleleng ini ketika dikonfirmasi Beritadewata.com usai menunjukkan kreatifitasnya bersama para Modeling dibelakang panggung hiburan mengatakan,
” Kami kebetulan saya cuman sebagai sponsor pakaiannya aja di Fesion Show Lovina Festival 2018 ini… Yang punya gawe sebenarnya D&M Modeling ibu Wari Kristin, jujur ini sebenarnya termasuk acara dadakan. Kalau untuk desain pakian yang dikenakan Modeling itu ya cukup lumayan juga karena bahan-bahan endek yang dipadu denga prade” jelas Putu RiaYusnita.
Kendati persaingan ketat terjadi belakangan ini namun Butiq Ria tak pantang menyerah untuk menunjukan hasil karyanya hingga mampu menembus pasar Internosinal. Kain Endek yang di padu dengan Prade Bali menurutnya berawal dari mencoba di rumah Banyuatis,” Awalnya sih mendesain gaun tersebut hanya mencoba saja membuat pola melalui buku gambar , tapi lama kelamaan kok menjadi bagus mungkin ini sudah panggilan jiwa. Kemudian kita coba desain itu dan kita rangkai dengan kain asli, akhirnya selama 12 tahun ini bergelut, iya ada juga hasilnya dan bisa memperkerjakan tenaga” papar Riaa Yusnita(27/9) malam.