BADUNG, BeritaDewata – Penggiat Air Susu Ibu (ASI) dr Wiyarni Pambudi, dokter anak dikenal sebagai konsultan laktasi aktif di berbagai kampanye dan seminar ASI elkslusif kembali mengajak para ibu memberi ASI bagi bayi.
Hal tersebut di sampaikan Wiyarni saat menjadi pembicara dalam seminar terkait Uji Coba Modul Pelatihan Giji Pada Situasi Bencana, dengan tema “Menyusui dan tantanganya, Tulus atau Bulus”, di Badung, Senin, 26 Agustus 2019.
Acara ini, menghadirkan peserta dari kalangan Jurnalis di Bali, perwakilan dari pemerintah, pemerhati dan berbagai komunitas termasuk perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI), Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
Menurut dr Wiyarni, kenapa ASI itu penting buat bayi, Asi itu menjanjikan Bio psiko neuro imunologi support untuk bayi. Biologi itu untuk makanannya, sikologi itu untuk ikatan batin.
Neorologi untuk stimulasi bayi, saat menyusui bayi di elus-elus oleh ibu, Imonologi karna di dalam Asi banyak anti bodi segala macem bisa memproteksi bayi dari penyakit-penyakit.
“Hal tersebut, kan gak bisa diganti oleh susu formula. Formula hanya bisa menuhin biologinya saja psiko neuro monologinya tidak bisa,” ujar dr Wiyarni.
Ia menambahkan, kalo Biologis itu manfaatnya sebagai nutrisi karna bayi itu membutuhkan energi, kalori, protein, karbohidrat, protein lemak, kemudian vitamin mineral itu semua ada di Asi.
Itu secara biologis, itu yg bisa digantikan dengan makanan lain pengganti asi tapi secara sikologis secara neorologi secara imunologi itu tidak bisa digantikan.
“Secara sikologis misalnya kalo kita lihat gak ada ibu menyusui bayi sambil marah2, ibu itu pasti sambil memberikan stimulasi yang positif. Mengajarkan, kata-katanya yang baik sehingga bayi itu belajar hal baik dari ibu,” terangnya.
Di dalam asi itu juga ada potongan DNA namanya RNA (miRNA) mikro miRNA. Itulah yg membuat bayi mewarisi kecerdasan ibu mewarisi perilaku ibu karna dia mendapatkan Asi.
“Kalo di agama Islam mencari ibu susu itu ada aturannya, di agama Hindu juga pasti ada kalo mau nyusuin ibunya harus jelas juga siapa. Kita tidak bisa sembarangan menyusui anak kita, ternyata itu tadi dalam Asi ada potongan DNA,” imbuhnya
Asi itu baik diberikan usia 0 sampai 2 tahun lebih. Kapan menyapihnya, kalo bayi itu sudah ingin di sapih. Jadi biarkan dia mandiri lepas tanpa asi ibu. Kita istilahnya weaning with love menyapih dengan cinta.
“Ibu bisa menyiapkan bayi, misalnya kalo udah 2 tahun mulai di ajarkan minum dari gelas, nyusuin hanya saat mau tidur. Nanti dia akan pisah dengan sendirinya, secara alami.” Ujar dr Wiyarni.
Diketahui, begitu pentingnya manfaat ASI membuat pemerintah pun membuat peraturan tentang ASI eksklusif selama 6 bulan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012. Dalam PP tersebut, mendapatkan ASI merupakan hak seorang bayi.
“Begitu banyak manfaat ASI bagi bayi maupun untuk ibu hamil. Jadi, mengapa tidak? Jangan mudah termakan oleh mitos-mitos yang salah mengenai menyusui. Konsultasikanlah kepada dokter agar mendapat info yang terpercaya mengenai menyusui.” Pungkasnya.