DPW Bali IMO Indonesia Turut Serta Perangi Konten Hoax

Audiensi DPW Bali IMO-Indonesia dengan Komandan Korem 163/Wirasatya, Kolonel Arh. I Gede Widiana

Denpasar – Komandan Korem 163/Wirasatya, Kolonel Arh. I Gede Widiana berpendapat, peran media saat ini cukup vital dalam memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat. Terlebih lagi di era keterbukaan informasi dan teknologi seperti sekarang, media ikut tumbuh dan bertransformasi mengikuti perkembangan.

Hal itu dikatakan Gede Widiana saat menerima audiensi DPW Bali IMO-Indonesia di rumah kerjanya, Rabu, 6 Desember 2017. Widiana menambahkan, pertumbuhan media online saat ini cukup pesat yang memudahkan siapapun mengakses dari layar kecil smartphone.

“Saya juga mengikuti perkembangan media online ini. Dari 2009 lalu, media online mulai mencuat dan marak. Berita apapun bisa kita akses dari handphone,” ujar Kolonel Kolonel Arh. I Gede Widiana, Rabu, 6 Desember 2017.

Namun di sisi lain, Gede Widiana juga menyayangkan maraknya konten hoax yang dikemas seolah-olah sebuah informasi yang faktual dan layak dikonsumsi oleh publik. Padahal, nilai beritanya sendiri tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada.

“Content maker hoax ini cukup lihai mengemas berita, sehingga publik dengan mudah percaya dengan informasi yang diberitakan,” jelas Komandan Korem 163/Wirasatya, Kolonel Arh. I Gede Widiana.

Sementara, Ketua DPW Bali IMO-Indonesia, Wahyu Siswadi menyatakan, sebagai organisasi pemilik media yang bertugas di wilayah Bali, IMO-Indonesia memiliki peran meminimalisir penyebaran kontens hoax.

Wahyu menyebutkan, kontens hoax selama ini hanya diproduksi oleh segelintir orang saja. Namun pembuat kontens hoax memanfaatkan media sosial baik Facebook, Twitter maupun aplikasi WhatsApp sebagai wahana penyebarannya.

“Kami sepakat untuk meminimalisir kontens hoax, terutama yang ada di Bali sebagai wilayah kerja kami. Kami juga akan memanfaatkan medsos untuk menyebarkan berita fakta. Sehingga dengan sendirinya ada counter terhadap hoax,” jelas Wahyu Siswadi .

Kedepan, DPW Bali IMO-Indonesia berencana membuat semacam aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh publik terkait link berita yang dinilai sebagai kontens hoax dan meresahkan.

Dari situ, menurut Wahyu, media yang tergabung di DPW Bali IMO-Indonesia akan melakukan klarifikasi terhadap sumber-sumber yang berkompeten. Sehingga informasi yang disebarkan dapat dipertanggungjawabkan.

IMO-Indonesia merupakan organisasi pemilik media online yang anggotanya tersebar di 34 provinsi. Kali pertama IMO-Indonesia dideklarasikan di Jakarta pada 27 Oktober 2017.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here