KLUNGKUNG, BERITA DEWATA – Komisi III DPRD Kabupaten Klungkung menyoroti kondisi Pasar Mentigi di Nusa Penida yang dinilai semakin krodit dan berpotensi mengalami kebocoran retribusi.
Dalam kunjungan lapangan yang dilakukan pada Selasa (26/8/2025), anggota dewan mendapati bahwa arus lalu lintas di sekitar pasar kerap macet, terutama pada pagi hari. Penyebab utamanya adalah pedagang lancuban yang berjualan hingga meluber ke jalan.
“Pedagang di pelataran atau pedagang lancuban sering meluber sampai ke jalan, terutama di jalur alternatif dekat pantai. Kondisi ini makin parah saat hari pasaran,” ujar Wayan Misna, anggota Komisi III DPRD Klungkung, di lokasi.
Selain memicu kemacetan, keberadaan pedagang lancuban tersebut juga dinilai rawan menimbulkan kebocoran retribusi pasar. Menurut Misna, jumlah pedagang lancuban yang mencapai sekitar 200 orang tidak tercatat secara akurat dalam sistem penarikan retribusi.
“Indikasi kebocoran terjadi di pedagang pelataran. Kalau pedagang di los dan kios sudah tertib karena pakai sistem bulanan,” katanya.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Komisi III DPRD Klungkung mendorong agar pemerintah daerah melalui OPD terkait segera melakukan penataan ulang Pasar Mentigi, termasuk menyiapkan area khusus bagi pedagang lancuban agar tidak berjualan di badan jalan.
“Katanya sudah ada blue print-nya. Kami dorong dinas terkait agar mengusulkan ke pemerintah pusat supaya bisa disiapkan tempat khusus bagi pedagang lancuban,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Semarapura, Komang Sugianta, mengatakan bahwa penataan terakhir Pasar Mentigi dilakukan pada 2012–2013. Menurutnya, kondisi saat ini sudah layak untuk direvitalisasi kembali.
“Kami sudah punya desain penataan. Karena keterbatasan anggaran, kami mohonkan dukungan dari pemerintah pusat melalui Dinas Koperasi. Usulan revitalisasi juga sudah disampaikan,” ujarnya.
Komang membenarkan bahwa Komisi III DPRD Klungkung telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi dan menyoroti dua persoalan utama di Pasar Mentigi, yakni parkir dan pedagang lancuban yang meluber ke jalan.

