Denpasar – Hujan deras mengguyur Kabupaten Jembrana, Sabtu (22/12). Akibatnya Sungai Biluk Poh yang menjadi perbatasan antara Desa Penyaringan dengan Kelurahan Tegalcangkring terjadi banjir bandang.
Selain menggenangi rumah warga, volume air semakin tinggi dan meluap ke atas jembatan penghubung antar dua desa tersebut. Jembatan yang juga sebagai jalur utama di Jalan Raya Denpasar – Gilimanuk itu ditutup total oleh petugas kepolisian karena air berlumpur itu mengalir deras dengan membawa material pohon yang tumbang.
Panjangnya antrian kendaraan dari arah Gilimanuk dan Denpasar, membuat Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Kombes Pol. Anak Agung Made Sudana, S.H., S.I.K. langsung turun ke lapangan meninjau lokasi bencana, Minggu (23/12).
Kemudian perwira lulusan Akpol tahun 1990 ini ikut memungut sampah kayu dan membersihkan lumpur tebal yang menutupi jembatan. Proses evakuasi juga melibatkan alat berat untuk mengangkat kayu berukuran besar.
“Saya datang kesini untuk mengetahui langsung situasi dan kondisi di lapangan. Polri bersama TNI, BPBD Jembrana, Basarnas dan masyarakat bersinergi dan bahu membahu membersihkan sampah kayu diatas jembatan. Tujuannya, agar jembatan cepat bersih dan kembali dilalui seperti biasanya,” ujarnya.
Dirlantas menjelaskan bahwa meskipun jembatan sudah bersih dari sampah, pihaknya tidak akan langsung mengijinkan kendaraan besar boleh melintas. “Kami bersama instansi terkait akan melakukan kajian, apakah jembatan tersebut masih layak atau tidak untuk dilintasi usai diterjang banjir bandang. Ini untuk keselamatan bersama,” imbuh Dirlantas Polda Bali.
“Pengalihan arus sudah dilakukan sejak tadi malam. Kendaraan kecil dari arah Gilimanuk dan Denpasar dialihkan lewat Buleleng. Jembatan boleh digunakan apabila hasil pengecekan aman dan tidak ada yang berbahaya,” sambungnya.
Apa yang dilakukan Kombes Pol. Anak Agung Made Sudana, S.H., S.I.K. patut diancungi jempol. Ia tidak gengsi, tidak malu serta rela berlumpur sambil membawa cangkul. Kemudian bekerja bersama dan ikut merasakan keringat anggota. Inilah salah satu implementasi dari gaya kepemimpinan Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose yaitu down to earth (turun ke bawah).