Gianyar, BeritaDewata – Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Sosial Provinsi Bali menyambangi rumah warga miskin di Kelurahan Samplangan, Kabupaten Gianyar. Tim dari Dinas Sosial Provinsi Bali dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Sosial Dewa Gede Mahendra Putra bersama beberapa staf terkait langsung turun ke lokasi tempat warga miskin itu tinggal.
Saat tiba di lokasi, tim bertemu keluarga Jero Mangku Made Kerta yang tinggal bersama isterinya dan satu anak berusian dewasa yang mengalami kebutaan permanen akibat gangguan penyakit. Tiba di lokasi, tim diterima oleh keluarga miskin dengan ditemani oleh beberapa tokoh masyarakat setempat.
Saat tiba di lokasi, rumah milik Jero Mangku Made Kerta memang masih permanen. Namun kondisinya sudah sangat memperihatinkan. Atapnya sudah hampir roboh. Sementara di teras depannya hanya dibentang dan dipagari oleh beberapa spanduk bekas karena tidak ada lagi tembok.
Sementara dalam rumah itu tinggal satu keluarga berjumlah 4 orang yang juga dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dimana salah satu anggotan keluarga atas nama Dewa Ari Sudewa mengalami kebutaan atau tuna netra. Kondisi ini membuat ibunya tidak bisa kemana-mana karena karena harus menolong anak lakinya. Saat itu, Dinas Sosial Provinsi Bali memberikan bantuan berupa beras, mie intans dan uang tunai seadanya.
Menurut Dewa Mahendra, terkait adanya permohonan bedah rumah milik Jero Mangku Made Kertha, maka setelah melihat kondisi rumahnya masih tidak layak untuk dibedah apalagi dengan mengeluarkan dana dari pemerintah. Sebab, rumah yang dibedah adalah rumah yang tidak permanen atap lantai dinding (Aladin).
Sementara rumah milik Jero Mangku Made Kerta ternyata sudah memiliki Aladin yang permanen. Hanya saja kondisinya yang sudah sangat parah. Rumah tersebut memang sangat parah karena sudah dibangun sejak tahun 1975 atau sekitar 40-an tahun lalu. Menurut Mahendra Putra, rumah milik Jero Mangku Made Kerta tidak perlu dibedah, karena masih layak huni. Rumah tersebut hanya perlu direhab bagian atapnya agar tidak sampai ambruk.
“Kita mengacu pada 14 kriteria sebagai dasar untuk memberikan bantuan bedah rumah diantaranya masih berlantai tanah, berdinding semi permanen dan beratap daun kelapa dan tidak layak dijadikan tempat tinggal. Rumah milik Jero Mangku tidak masuk dalam 14 Kriteria untuk dapat bantuan bedah rumah total, mungkin hanya perlu di rehab atapnya,” ungkapnya.
Di pihak lain, bantuan untuk klausul rehab atap rumah tidak masuk. Namun mantan penjabat Bupati Bangli ini tidak kehilangan akal. Jiwa sosial dan rasa ibahnya muncul, melihat kondisi rumah, dan melihat situasi keluarga situasi keluarga yang sangat miskin tersebut. Mantan Karo Humas Bali ini akhirnya merogoh uang pribadinya untuk membantu rehab atap rumah sebesar Rp 5 juta.
“Kalau ini temboknya masih bisa digunakan, tetapi atapnya sudah rawan roboh. Nanti saya bantu Rp 5 juta untuk rehab atapnya. Untuk rehab total memang tidak masuk dalam kriteria,” jelasnya.
Mengenai anak Jero Mangku Made Kertha, yaitu Dewa Ari Sudewa (29) yang tuna netra pihaknya juga memberi bantuan berupa tongkat dan bantuan pemeriksaan kesehatan. Saat itu pula, Kadis asal Buleleng itu langsung menelpon Rumah Sakit Indera Bali agar penderita diberikan perawatan maksimal.
Ia berjanji akan mencari bantuan tongkat agar bisa melakukan aktifitas bantu diri seperti ke kamar mandi dan sejenisnya. Selama ini untuk melakukan aktifitas apa pun harus dituntun ibunya. “Cobalah terus lakukan terapi, nanti untuk berjalan akan kami bantu tongkat biar bisa ke kamar mandi sendiri,” pungkasnya.