Denpasar – Hujan lebat mengguyur Pulau Bali mulai pagi hingga malam, Kamis (29/11) membuat 33 KK dari Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem terisolir.
Sebanyak 145 jiwa yang menghuni desa yang terletak di lereng Gunung Agung tersebut terisolir karena jembatan penghubung satu-satunya untuk akses dari dan menuju desa Sebudi atau Desa Adat Bukit Galah Dusun Sogra ambruk akibat banjir diserta material lumpur dari lereng Gunung Agung.
Bendesa Adat Bukit Galah I Putu Suyasa mengatakan, hujan sebenarnya sudah terjadi sejak Rabu malam (28/11), kemudian Kamis (29/11) mulai pagi hingga malam lagi. Karena guyuran hujan yang cukup lebat maka terjadi banjir besar bersama material lainnya seperti lumpur, batu, potongan kayu dan daun melalui dua sungai yang mengapiti Desa Sebudi di sisi timur dan barat.
Akibat banjir yang besar tersebut, jembata penghubung yang melintasi Sungai Yeh Kori amblas. “Padahal jembatan tersebut baru diperbaiki oleh BPBD Kabupaten Karangasem. Namun karena banjir yang sangat besar diserta material, maka jembatan itu ambruk dan hanyut dibawa air ke Sungai Yeh Kori. Akibatnya 33 KK yang ada di Desa Sebudi kini masih terisolir,” ujarnya.
Ia menjelaskan, akses masuk ke desa tersebut memang satu-satunya melalui Jembatan yang baru dibangun tersebut. Hingga saat ini hujan masih saja mengguyur sekalipun tidak selebat tadi siang. “Warga masih terisolir. Bila hujan terus lebat, dan banjir belum surut dalam beberapa hari ke depan maka hampir dapat dipastika warga akan sulit untuk keluar dari Desa Sebudi,” ujarnya.
Saat ini dirinya bersama relawan Pasebaya Gunung Agung sudah melaporkan bencana ke BPBD Karangasem dan Provinsi Bali. Beberapa petugas disiagakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Hingga saat ini masyarakat tidak bisa keluar desa, dan semua warga masyarakat Bukit Galah masih harap-harap cemas karena desanya terisolir.
Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan BPBD Bali Komang Kusuma Edi meminta kepada semua masyarakat terutama masyarakat yang berada di topografi yang miring agar selalu waspada terhadap rembesan air hujan yang menyebabkan longsor, bahaya pohon tumbang, banjir dan genangan air.
“Saya meminta agar warga bisa tetap waspada, jauhi lokasi yang berpotensi longsor, banjir, jauhi berada di bawah pohon rindang dan seterusnya. Selamatkan dirinya masing-masing, keluarga, dan lingkungan sekitar. Terkait dengan satu desa yang terisolir di Karangasem, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Karangasem agar tetap siaga untuk mengerahkan segala sumber daya yang ada bila sewaktu-waktu diperlukan untuk digerakan.
Kepada seluruh piket di masing-masing BPBD di Bali agar berjaga 24 jam dan selalu memantau kondisi terkini di wilayahnya masing-masing. Untuk BPBD Bali saat ini selalu waspada dan berjaga 24 jam sebab hujan akan terus mengguyur di Bali terutama Karangasem, Klungkung, Gianyar dan Tabanan.
“Malam ini saya meminta agar Pusdalops Provinsi Bali siaga 24 jam berhubung hujan terus mengguyur di beberapa wilayah di Bali. Koordinasikan, monitor dengan seluruh sumber daya terkait agar cepat diantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi,” ujarnya.