Dibutuhkan Tenaga Medis Pengungsian di Buleleng

Minim tenaga medis di beberapa Cemp pengunsian

Buleleng – Lonjakan pengungsi warga Kabupaten Karang Asem Bali mulai meningkat pada Jumat 23 September 2017 sekitar pkl 10.00 wita hingga mencapai sebanyak 5.092 jiwa yang tersebar di 8 desa dikecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Desa Tembok, Sembiran, Samirenteng, Les, Tejakula, Pacung, Penuktukan, Madenan pasalnya kedatangan mereka akibat meningkatnya aktifitas Gunung Agung dari level III ke level IV (awas) dengan radius 12 km yang dikeluarkan oleh BMKG dengan hasil dari pos pemantauan.

Mereka berbondong-bondong datang dari lereng Gunung Agung, bahkan para pengungsi sempat mengalami kepanikan saat meningglkan rumah mereka akibat tersebar isu bahwa Gunung Agus yang stautusnya mulai ditingkatkan sudah dan mengeluarkan lahar serta abu vulkanik, sayang isu tersebut membuat mereka harus meninggalkan isi rumah serta ternak yang mereka pelihara.

Salah seorang pengungsi asal desa Dukuh Kecamatan Kubu, Karang Asem Nyoman Tambun (80) yang mengungsi sudah 2 hari ini bersama 7 keluarganya saat ditemui di Cemp pengungsian Kantor Desa Tembok menyebutkan pada 23/9/2017, bahwa aktifitas Gunung Agung hanya menimbulkan gempa berkali-kali dan tidak ada letusan serta muntahan lahar, bahkan par kera yang datang kerumaah warga disebut sudah biasa karena diatas gunung hanya terdapat pepohonan dan tidak tersedianya pakan bagi binatang tersebut.

”Yen linuh be sesai cuman gigis ajak gede ane ibi keras batak kejepan ilang bin teke ade tiban be, banjaran tiang ade ngorahan Gunung sube meletus mesu api , sing ade keto Ne mare teko ling Dukuh sing ade keteoang tiang. Yen bojog penyatakan ade, anak ngalih makan di umahe,beduur be sing ade ajenge biase sube ento teke sing karena kebus ye tuun” tutur Tambun dilokasi pengungsian.

Asem Nyoman Tambun (80) pengungsi asal desa Dukuh Kecamatan Kubu, Karang Asem

Tambun sendiri juga menyebutkan selama terjadi peningkatan aktifitas Gunung, beberapa warga telah meninggalkan ternaknya seperti sapi, bali dan ayam karena terjadi ketakutan dengar tersiar isu diberbagai media sisial yang diunggah oleh oknum tak bertanggung jawab, Nyoman Tambun sangat merasa kasihan melihat para pengungsi harus menjual ternak-ternaknya dengan harga murah yang diduga sengaja dibeli murah oleh para tengkulak dengan memafaatkan situasi ”Pedalem sampine adepe mudah biaso maal payu ane maji 20 juta bise ji 12 juta baange, sube pado panik nyamene mekejang,“ imbuhnya.

Disisi lain anggota DPRI Tutik Kusuma Wardani yang kebetulan membawa bantua ke Cem pengungsi yang berada di kantor kepala Desa Tembok bersama rombongan dari RS Kertha Usada menyebutkan terkait dengan minimnya tenaga medis di beberapa Cemp pengunsian pihaknya akan segera memberikan bantuan tim medis yang akan di stend baykan 24 jam dengan 1 dokter dan dibantu 4 tenaga perawat.

”Saya lihat sudah cukup Respronsif bahkan para kepala desa di Tejakula ini cepat dan tanggap dengan saling komonikasi untuk penanganan bantuan dan saling mendistribusikan, cuman saya melihat sedikit ada yang kurang yaitu tenaga medisnya. Tapi saya sudah komonikasikan kebeberapa pihak di Kabupaten Karang Asem bahwa untuk tenaga medis yang ada di Cemp pengungsian ini akan kami beck up sepenuhnya, apalagi sudah dipasang poskonya.

Karena ini situasi yang tidak menentu apa pun yang terjadi dari kami tetap akan beck up sehingga jangan sampai pelayanan kesehatan terhadap para pengungsi jadi terhambat, untuk tenaga medisnya saya sediakan 5 orang dan stend bay 24 jam,” ujar Tutik Kusuma Wardani yang sekaligus pemilik RS kertha Usada Singaraja.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here