NEGARA – Calon Gubernur Bali, Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra, Kamis (1/3/2018) menyapa masyarakat di Kabupaten Jembrana. Selain memaparkan sejumlah program Nawacandra, Rai Mantra juga menyerap aspirasi masyarakat Gumi Makepung demi terwujudnya Bali Shanti dan Jagadhita berlandaskan Tri Hita Karana. Selain ke pasar-pasar tradisional, Rai Mantra juga bertatap muka dengan para krama Subak dan nelayan di Jembrana.
Cagub Bali yang berpasangan dengan Cawagub I Ketut Sudikerta ini blusukan ke Pasar Umum Yehembang dan Pasar Umum Negara yang menjadi jantung perekonomian masyarakat. Di dua lokasi tersebut, Rai Mantra menyapa dan bercengkerama langsung dengan para pedagang dan pembeli. Sejumlah pedagang menyampaikan permasalahan terkait masalah kebersihan, parkir dan sejumlah fasilitas yang diinginkan.
Cagub nomor urut 2 ini juga bercengkerama dengan para sopir angkutan kota dan angkutan desa yang menunggu di Terminal Umum Negara. “Yang penting bagaimana para pedagang dan UKM, bisa mendapatkan akses mudah dalam menguatkan dan mengembangkan usaha mereka. Seperti untuk permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan mempermudah perizinan,” ujarnya. Salah satu misi Mantra-Kertha adalah mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Kreatif.
Cagub Bali yang didukung Koalisi Rakyat Bali (KRB) ini juga menyempatkan diri menyambangi LPD di Desa Yehembang. Rai Mantra menilai LPD di desa di Kecamatan Mendoyo itu sudah melaksanakan swaka dharma-nya dalam pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian Krama Desa Pekraman. Salah satunya lewat Penyekahan massal dimana umat tidak terbebani berat dalam artian gratis. “Ini yang merupakan tujuan kebudayaan yang berkelanjutan.
Kita harus memperkuat dan mengembangkan kembali, program-program ekonomi dan manajerial serta pemenuhan kapasitas kemampuan untuk menunjang kebudayaan yang berkelanjutan,” terangnya. LPD membantu umat dalam kegiatan umat baik Dewa Yadnya maupun Pitra Yadnya. Hal inilah yang menurutnya perlu lebih dimassiv-kan lagi. Mantra-Kerta mengaplikasikan keinginan masyarakat itu melalui program Nawacandra yang salah satunya gratis biaya ngaben, nyekah dan metatah massal (Kartu Yadnya Nawacandra).
Selain perekonomian, Mantra-Kerta juga konsen dengan pertanian dan kelautan Bali termasuk di Kabupaten Jembrana. Dalam simakrama dengan krama Subak Jelinjing Budeng, Rai Mantra memaparkan pentingnya pertanian di Bali. Mulai dari permodalan, pengolahan hingga pascapanen. Membangun pertanian berkelanjutan yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan nilai tambah. Melalui Kartu Tani Nawacandra, kebutuhan petani mulai permodalan dengan Perbankan, kebutuhan pupuk bersubsidi hingga dana talangan pembelian gabah.
Dalam pertemuan itu, sejumlah krama subak menyampaikan permasalahan diantaranya mahalnya biaya produksi pertanian saat ini. Menurut Rai Mantra, perlunya pemanfaatan teknologi mulai dari tanam hingga panen guna menekan beban biaya. Begitu halnya dalam pembelian gabah petani agar tidak anjlok melalui dana talangan.
Sementara itu, di Desa Pengambengan, Rai Mantra menyambangi para nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Sudah hampir dua tahun ini, para nelayan mengalami paceklik ikan. Dalam silaturahmi dengan para nelayan dan tokoh masyarakat di Dusun Ketapang, Rai Mantra menilai perlunya sosialisasi dan pendekatan agar para nelayan mau bergerak dan berpindah pada hal yang lebih kompleks dengan memanfaatkan teknologi.
Disamping dengan penguatan dari Koperasi Nelayan dari sisi permodalan. “Untuk bisa meningkatkan kapasitas dan produksi mereka. Kalau melakukan hal yang konvensional, akan terjadi keterbatasan, seperti paceklik dan cuaca,” terangnya. Cagub Bali nomor urut 2 ini sangat berkeinginan nelayan di Pengambengan nantinya bisa mengarungi Samudera seperti kapal-kapal nelayan asal Jepang dan Korea yang bersandar di Benoa. “Masyarakat disini tidak kalah dalam kemampuan melaut dengan mereka (Jepang dan Korea). Kalau bisa meningkatkan kapasitas lagi, saya yakin nelayan Pengambengan bisa di Jepang dan Korea,” pungkasnya.