BULELENG – Bali Utara merupakan jumlah penduduk terbanyak di Bali, kemiskinan menjadi momok yang menakutkan sampai saat ini, terutama sekali perhatian terhadap anak-anak yatim yang hidupnya serba kekurangan di Buleleng dinilai masih sangat kurang.
Ini memprihatinkan, banyak anak-anak yatim harus hidup dibawah garis kemiskinan, hal inilah yang menjadi perhatian seorang warga bernama Nurdhin Indra (57), leleki yang sering di panggil Bang Didin di kampung Bugis Singaraja.
Bang Didin yang tinggal di Perumahan Murti Gang Feri jalan Merak Singaraja terketut hati untuk memberikan santunan kepada mereka yang hidup di pedalaman Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Seorang mantan Guru STM Singaraja tahun 1982 ini mengungkapkan, di pedalaman Desa Pegayaman banyak anak-anak yatim yang butuh uluran tangan. “Setahu saya ada sekitar puluhan anak yatim,” ujar Bang Didin, di temui saat menggelar acara santunan untuk anak yatim, Jumat, 2/2/2018.
Menurut Bang Didin, Belasan anak yatim tersebut sangat membutuhkan uluran tangan kita, mereka tidak memiliki orang tua hidup dipedalaman. Mereka diasuh di gubuk-gubuk oleh orang-orang disana. “Itu juga yang membuat saya harus mengulurkan tangan kepada mereka walaupun dengan seadanya,” ungkapnya.
Lelaki yang anti dengan politik ini sangat sedih melihat penderitaan mereka yang sehari-hari butuh makan, belum lagi diantara mereka memiliki cacat fisik, bahkan anak yatim tersebut diasuh oleh empat orang warga Pegayaman yang juga kehidupanya miskin.
Bang Didin juga meceritakan kehidupan para pengasuh anak yatim itu, ”Saya heran juga kepada para pengasuh anak-anak ini, mereka juga hidupnya kekurangan tetapi mau mengajak anak-anak itu tanpa pamrih, tanpa kenal lelah.
Bayangkan kita bisa hadir ditengah mereka, alangkah bahagianya mereka. Bantuan yang saya berikan ini sengaja saya sisihkan bersama keluarga untuk mereka. Bayangkan mereka kalau dihitung rata-rata Rp 4000 makan setiap hari, kita sudah bersyuhkur bisa makan enak lebih dari mereka,” imbuh Bang Didin.
Anggota komonitas Radio Orari Buleleng ini tak memungkiri jika nantinya para anak yatim ini ada yang memberika uluran tangan, iapun berjanji akan selalu siap membantu. “Kami tidak menutup kemungkinan siapapun yang nanti akan membantu mereka silahkan, entah pejabat atau masyarakat biasa silahkan. Yang penting berpikir yang baik,” ujarnya.
Diketahui, para pengasuh anak yatim di pedalaman Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada, Buleleng bernama Nyoman Cahyadi (52) dan Fatahilah (49) yang merupakan warga asli Desa Pegayaman mengaku siap jemput bola, “Demi anak-anak yatim berapapun bantuanya, kami siap jemput,” pungkasnya.