Di Buleleng Banyak Terjadi, Banjir Bandang dan Tanah Longsor

Tanah Longsor terjadi di beberapa wilayah Desa di kawasan perbukitan di Buleleng

BULELENG – Wilayah Kabupaten Buleleng Selasa (23/1) malam diguyur hujan deras mulai pukul 16:00 Wita hingga 23:00 Wita, yang menyebabkan tanah longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang.

Tanah Longsor terjadi di beberapa wilayah Desa di kawasan perbukitan di Buleleng, diantaranya Desa Munduk, Pedawa, Dencarik, Temukus Dusun Labuhan Aji Kecamatan Banjar. Air meluap dari sungai menutup jalan Sekolah SMP N 3 Banjar serta peukiman warga.

Bencana terparah di Kecamatan Banjar adalah Desa Dencarik, dimana ratusan rumah warga terdampak banjir bandang. Selain itu, ratusan rumah warga di Dusun Corot, Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, pada Selasa (23/1) sekitar pukul 22.00 wita, salah satu lokasi yang diterjang banjir bandang.

Penyebabnya, air Sungai Tanpekan meluap dan tidak mampu menampung jumlah debit air yang meningkat. Banjir bandang menghanyutkan puluhan kubik kayu disertai lumpur dan bebatuan, yang membuat sebagian rumah warga rusak.

“Hujan deras awal dari jam 5 sore sampai malam. Nah, sekitar jam 10 malam tiba-tiba datang banjir bandang yang membawa material. Ya, kami semua menyelamatkan diri. Soalnya, air tingginya sampai merendam rumah. Bahkan, menghanyutkan alat-alat dapur,” ujar seorang warga Dusun Corot, Ketut Budiarta (37), ditemui dilokasi kejadian, Rabu (24/1)

Berdasarkan pantauan Berita Dewata dilokasi, hampir seluruh rumah yang ada di bantaran sungai Tanpekan serta jalan desa dihantam banjir bandang, beberapa tembok penyengker roboh dan sawah terendam. Warga mulai pagi, Rabu ( 24/1) bergotong royong untuk membersihkan halaman yang terendam lumpur, dibantu anggota TNI dan petugas dari kelolisian.

Menurut warga, ketinggian air yang masuk ke rumah warga mencapai 60 cm bahkan lebih, sehingga membuat sebagian warga di Dusun Corot harus mengungsi ke wantilan Dusun Bajangan untuk sementara waktu. “Tembok penyengker rumah juga hancur, deras air saat itu. Ya, kami mengungsi sementara waktu. Pagi langsung balik, karena air reda,” jelas Budiarta warga yang terdampak.

Bukan saja merusak ratusan rumah, peristiwa banjir bandang juga nyaris menghanyutkan sebuah mobil Daihatsu Espass yang parkir di pinggir sungai. Mobil itu milik Putu Mastika (37) warga setempat yang sehari-hari bekerja di Villa.

“Awalnya sedang kerja dihubungi tetangga katanya rumah terendam. Saya langsung nerobos jembatan yang sudah penuh air. Sampai sepinggang malah airnya. Bahkan mobil saya nyaris hanyut. Tapi, beruntung masih tertahan pohon bambu,” kata Mastika.

Sementara Kepala Desa Dencarik, Putu Budiasa mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menginventarisir jumlah kerusakan yang terjadi. Meski begitu ia memperkirakan jumlah rumah yang terdampak banjir bandang mencapai ratusan unit, serta puluhan hektar sawah dan tanaman anggur juga ikut terendam banjir bandang.

“Curah hujan sangat tinggi, air dari hulu banyak menghanyutkan kayu dan lumpur. Kerusakan belum kami bisa pastikan. Tapi kalau diestimasi dari hulu sampai hilir bantaran sungai sampai ratusan rumah yang kena. Sawah dan kebun anggur juga kena,” kata Budiasa.

Untuk itu sambung Budiasa, untuk sementara pihaknya sudah langsung mengungsikan warga sebanyak 15 KK di wantilan, yang rumahnya mengalami rusak parah. “Ini banjirnya paling parah. Sampai sekarang sudah tiga kali kena, tapi yang sekarang paling banyak rumahnya jadi korban,” jelas Budiasa ditemui dikantor Desa Dencarik.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here