Beritadewata.com, Singaraja – Lovina ibarat angsa bertelur emas, sejumlah fasilitas kelautan di Buleleng seperti dermaga, Art Shop, Jembatan. Setelah bidang kelautan diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Bali, sejumlah dermaga tidak jelas nasibnya. Ini lantaran tidak jelas pula pengelolanya. Seperti yang dialami dermaja kapal yatch (dermaga GT) di kawasan pariwiata Lovina, Buleleng.
GT yang dibangun dengan dana miliaran rupiah itu sebelumnya sudah diserahkan kepada Pemkab Buleleng untuk dikelola. Maka Disbudpar Kabupaten Buleleng yang diberi kewenangan untuk mengelola fasilitas penunjang pariwisata itu. Namun setalah bidang kelautan diambil alih oleh Pemprov Bali awal tahun 2017 lalu, Dermaha GT Lovina menjadi fasilitas liar tidak bertuan. Ironisnya, fondasi Dermaga GT Lovina itu pun sudah bolong sehingga membuat GT itu nyaris ambruk.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna saat dikonfirmasi awak media pekan lalu tidak menampik kondisi memprihatikan Dermaga GT Lovina tersebut. Namun, kata dia, Buleleng tidak bisa berbuat apa-apa lantaran masalah kelautan sudah berpindah tanggung jawab ke Pemprov Bali.
“Kita tidak bisa berbuata apa-apa karena sudah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Tugas kita paling hanya berkoordinasi saja. Kita tidak bisa bertindak,” tandas Sutrisna.
Kata dia, pihaknya hanya berindak darurat untuk menahan kerusakan fondasi Dermaga GT Lovina itu agar tidak ambruk. “Kita nahan dengan pasir yang dimasukan dalam kampil. Tujuannya untuk menahan sementara agara dermaga itu tidak ambruk,” papar Sutrisna yang juga Kelian Desa Pakraman Buleleng itu.
Dikonfirmasi Kamis (23/3/2017) usai acara HKG PKK ke-45 Tingkat Provinsi Bali di Gedung IMACO kawasan wisata Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali Made Gunaja menyatakan bahwa Demaga GT Lovina tidak termasuk tanggung jawabnya. “Kita hanya mengurus pelabuhan yang ada kaitan dengan perikanan. Kalau di Lovina itu mungkin urusan Dinas Perhubungan. Itu bukan kewenangan kami,” ucap Gunaja.
Dengan kondisi seperti itu, Dermaga GT Lovina yang tidak jelas statusnya dan hanya menjadi bangunan liar. Karena Buleleng hanya menonton kerusakan itu sedangkan Provinsi Bali juga belum jelas instansi mana yang berwenang mengelola dan merawat dermaga bernilai miliaran rupiah tersebut.
Disisi lain penjelasan klian Adat desa Kalibukbuk Buleleng Bali …?
Dermaga GT yang berada tepat di obyek pariwisata Lovina Gede Suberata selaku klian adat desa Pakeraman Kalibukbuk mengatakan. ‘Ini pengelolaanya belum diserahkan ke desa adat atau dinas, karna itu jebol terpaksa sekali kami dari desa inisiatif untuk perbaiki dermaga tersebut disamping karna ada di wewidangan, kami desa pakraman ya terpaksa mau tak mau harus perbaiki itu sekitar tahun 2013 dan menghabiskan biaya sebesar 20 juta pakai dana adat desa, terus kami lapor ke dinas Kebudayaan, katanya dari dinas kebudayaan, ya uangnya nanti akan kita kembalikan.” Papar Suberata ketika di konfirmasi dirumahnya.
Kini Dermaga yang tanpa jelas status pengelolaanya itu dibawahnya ambruk akibat gelombang pasang yang melanda kawasan Pantai LOVINA diketahui sejak Februari 2017 lalu. Namun desa adat Pakeraman Kalibukbuk enggan kembali memperbaiki akibat dana yang di janjikan akan dikembalikan dari pihak dinas Kebudayaan belum juga turun hingga kini.