Pasuruan – Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 2018, Coca-Cola Amatil Indonesia menggelar kegiatan tanam dan pelihara pohon di kawasan gunung Arjuna, Prigen, Pasuruan. Kawasan ini merupakan kawasan program Hutan Asuh Coca-Cola yang telah dijalankan sejak tahun 2016.
Bekerja sama dengan Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi, kawasan kritis ini secara bertahap dikelola menjadi lahan produktif dengan system agrofrestri yang dapat meningkatkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Melibatkan Muspika dan masyarakat setempat, dalam kesempatan kali ini CCAI menanam 350 pohon yang terdiri dari pohon nangka, sengon, dan jeruk. “Perbedaan program kita dengan program tanam lainya adalah kita tidak hanya menanam saja, namun juga memelihara. Justru tantangannya bukan menanam, namun memelihara sampai pohon tersebut membuahkan hasil panen. Dengan ini, kami berharap, budaya penghijauan dan penanaman lahan dapat menjadi bagian dari keseharian masyarakat untuk memelihara lingkungan, mencegah kebakaran hutan, serta mengembalikan kondisi lahan-lahan kritis menjadi hijau kembali”, ujar Dimas Putranto, Plant Operation Manager East Java Operation.
Di hutan asuh Coca-Cola ini, terdapat tanaman pertanian dan perkebunan. Dengan pola tanam seperti demikian, para petani dapat terus mendapatkan pendapatan jangka pendek maupun jangka panjang. “Pohon-pohon buah seperti nangka dan durian membutuhkan waktu tahunan untuk berbuah, untuk itu, para petani juga menanam tanaman pertanian seperti ketela, wortel, agar tetap dapat memenuhi kebutuhan makanan harian,” ujar Nur Hidayat, Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi.
Program hutan asuh Coca-Cola ini merupakan perwujudan atas tanggung jawab perusahaan dalam pelaksanaan kewajiban tanam pohon dan konservasi air. Penanaman pohon di kawasan ini ditargetkan akan dilakukan pada lahan seluas 25 hektar hingga tercapai tujuan penanaman sebanyak 40.000 batang pohon.
“Sebagai perusahaan produksi dan distribusi minuman terkemuka selama lebih dari 26 tahun di Indonesia, Coca-Cola Amatil Indonesia memahami pentingnya meminimalkan dampak bisnis kami terhadap lingkungan. Kami menyadari bahwa air adalah jantung dari bisnis kami sehingga manajemen dan efisiensi air menjadi salah satu prioritas tertinggi dalam bisnis kami”, ujar Dimas Putranto.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, CCAI telah melaksanakan program-program konservasi air seperti pembuatan 132 sumur resapan di sekitar lingkungan masyarakat pabrik, untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, mengurangi air permukaan, serta mencegah banjir.
Tidak hanya itu, dalam rangka daur ulang dan pemanfaatan limbah, CCAI juga bekerja sama dengan kelompok Tani binaan untuk memanfaatkan limbah ampas teh “Frestea” menjadi kompos. Saat ini, CCAI juga sedang mengembangkan inovasi pengolahan produk reject menjadi pupuk cair dengan cara fermentasi.
“CCAI berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan kami, kami percaya bahwa kita dapat mengatasi isu-isu penting lebih baik serta meraih sukses jangka panjang dan membangun masa depan yang berkelanjutan”, tutup Dimas Putranto melalui rilis yang diterima redaksi, Sabtu (24/03).