KLUNGKUNG – Melukat merupakan salah satu tradisi di Hari Suci Banyupinaruh. Rahina Banyupinaruh yang jatuh pada Minggu (18/3/2018) menjadi sangat istimewa karena berbarengan dengan Hari Ngembak Geni dalam Tahun Baru Caka 1940.
Di tengah hari istimewa itu, ritual penglukatan agung digelar di Pantai Watuklotok, Klungkung dan diikuti calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 (dua) I Ketut Sudikerta.
Ritual istimewa itu juga dihadiri dan diikuti Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri dan Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali (MUDP) Bendesa Agung Jro Gede Putus Suwena Upadesa dan sejumlah tokoh masyarakat.
“Momen ini sangat istimewa. Semoga semua umat sedharma senantiasa diberi kerahayuan dan selalu dan tuntunan Hyang Widhi Wasa…. Rahayu….,” ujar Sudikerta saat diminta komentarnya seusai menjalani penglukatan agung oleh seorang pinandita.
Melaksanakan upacara melukat, menurut Sudikerta, merupakan salah satu usaha untuk membersihkan dan menyucikan diri pribadi agar dapat mendekatkan diri pada yang suci yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang tak lain merupakan tujuan akhir daripada kehidupan manusia. Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah Maha Suci dan tentu merupakan sumber Kesucian.
“Maka sangat diperlukan adanya kesucian dalam pribadi kita untuk dapat mendekatkan diri dengan Beliau yang Maha Suci. Dan dengan melukat merupakan salah satu upayanya,” ujar Sudikerta yang dalam pilgub berpasangan dengan cagub Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang dikenal dengan paket Mantra-Kerta itu.
Selain dihadiri cawagub Sudikerta, penglukatan agung di Pantai Watuklotok juga diikuti masyarakat umum dari Klungkung dan daerah-daerah sekitarnya. Pantai Watu Klotok terletak di Dusun Celepik, Desa Tojan, Kabupaten Klungkung. Pantai Watu Klotok juga sering dijadikan tujuan ritual keagamaan oleh warga sekitar dan umat Hindu di Bali, bahkan saat upacara-upacara besar yang digelar di Pura Besakih, pantai dan pura Watu Klotok ini menjadi tujuan ritual Pesucian Ida Bhatara Besakih dan juga ritual Mulang Pekelem.
Sehingga saat-saat tertentu kawasan ini akan dipenuhi oleh umat Hindu yang melakukan persembahyangan, selain pujawali atau odalan rutin di pura Watu Klotok setiap 6 bulan sekali di hari Anggara Kasih Julungwangi dan satu tahun sekali saat Purnamaning Kalima. RL/BD