Bupati Giri Prasta Usulkan Tiang Pancang untuk Perluasan Parkir Bandara

Bandara Ngurah Rai

Denpasar – Bandara Internasional Ngurah Rai Bali akan diperluas dengan cara direklamasi. Reklamasi di bagian barat bandara ini akan memeroleh lahan seluas 47,25 hektar atau sekitar 48 hektar. Humas PT Angkasa Pura Ngurah Rai Bali Arie Ashanurohim menjelaskan, PT Angkasa Pura Ngurah Rai saat ini sedang melakukan adendum atau penambahan alternatif perluasan bandara.

Adendum itu sedang dikomunikasikan dengan Bupati Badung Nyoman Giri Prasta. Ia mengakui banyak sekali proses administrasi dan perizinan yang harus diselesaikan di pemerintahan setempat. “Salah satunya adalah soal adendum reklamasi tersebut. Prosesnya alot justeru di Pemkab Badung dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Padahal, pengerjaan perluasan bandara membutuhkan waktu yang cepat karena harus memenuhi kebutuhan Koneferensi IMF dan Bank Dunia. Tanpa perluasan bandara, maka konferensi IMF dan Bank Dunia bisa batal dilaksanakan di Bali karena ini adalah kebutuhan,” ujarnya di Denpasar, Kamis (17/8).

Menurutnya, proses ini alot di Pemkab Badung karena Bupati Badung Nyoman Giri Prasta malah menawarkan dengan menggunakan tiang pancang dan bukan reklamasi. Alasannya, reklamasi masih menjadi isu yang sensitif di Bali. Tawaran ini sedang didiskusikan dengan beberapa pertimbangan.

Pertama, apakah memungkinan perluasan lahan parkir seluas 47,25 hektar bisa dengan menggunakan tiang pancang. Kedua, proses pengerjaan yang akan memakan waktu yang cukup lama sementara infrastruktur bandara hanya dibangun satu tahun untuk keperluan Konferensi IMF dan Bank Dunia.

Ketiga, dari sisi safety and security saat penerjaan, akan sangat mengganggu lalulintas penerbangan yang keluar dan masuk ke Bandara Ngurah Rai Bali, karena pendatangkan alat berat saat mengerjakan tiang pancang bukanlah hal yang mudah. Selain itu, belum dihitung juga soal biaya, waktu, dan tenaga yang harus dikeluarkan.

Sementara dengan pemadatan tanah akan lebih cepat, lebih murah dan seterusnya. “Bupati Badung keberatan dengan reklamasi. Beliau mengusulkan menggunakan tiang pancang, karena reklamasi masih sangat sensitif di Bali,” ujarnya.

Bila perluasan bandara itu sudah selesai dikerjakan maka akan mampu menambah parkir pesawat sebanyak 9 pesawat. Kalau sudah jadi 9 pesawat parkir. 6 pesawat kecil boing 373-81 dan 3 pesawat berbadan lebar. Kondisi ini akan mengurangi ancaman parkir pesawat yang selama ini harus menggunakan tandem saat parkir.

“Apalagi saat Konferensi IMF dan Bank Dunia nanti. Pesawat asal Amerika tidak mau parkir tandem. Bahkan mereka tidak mau pesawatnya parkir membujur, melainkan sejajar menghadap ke barat. Moncong pesawat selalu menghadap ke landasan. Jadi kalau pembangunan parkir belum jadi maka pesawat Amerika bisa menolak parkir di Bandara Ngurah Rai,” ujarnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here