Buat Menara JBC, PLN akan Bangun 514 Tower Sutet

Indra Yoga Suharto Manager PLN Unit Pelaksana Pekerjaan (UPP) Ring II, saat melakukan pengecekan lokasi pembangunan menara di TNBB

JEMBRANA – Indra Yoga Suharto Manager PLN Unit Pelaksana Pekerjaan (UPP) Ring II, mengungkapkan, realisasikan penuhan pasokan listrik Bali, PLN bangun jaringan listrik Jawa Bali Crossing (JBC). Untuk di Bali di mulai dari Taman Nasional Bali barat dengan membangun menara setinggi 375 meter, kabel ke arah selatan dengan Tower Sutet 500 KV masuk wilayah Antasari. Dengan jumlah total tower, mulai sisi Jawa di Paiton sampai dengan Antasari sekitar 514 tower. 

“Semua kabel listrik akan melewati lahan  milik warga, kemudian melewati lahan milik Perhutani, melewati lahan milik Taman Nasional Baluran,  lahan Taman Nasional Bali Barat kemudian masuk lagi ke lahan milik warga sampai dengan di Antasari, totalnya mencapai 514 Tower,” ungkap Yoga, ditemui saat melakukan pengecekan lokasi pembangunan menara Bali Crossing, di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Sabtu, 27 Januari 2018.

Menurutnya, semua tanah yang digunakan untuk tapak tower PLN akan di beli, kemudian untuk tanah yang dilewati oleh konduktor untuk kabel PLN, akan diberikan kompensasi sesuai dengan peraturan Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2017. Khusus untuk proses pembebasan lahannya sendiri karena ini menggunakan  Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, jadi kami dibantu oleh BPN.

“Jadi full nanti, masalah kasus pembebasan lahan adalah dari BPN, kemudian setelah BPN selesai diserahkan ke kami, baru kami nanti akan mulai pelaksanaan konstruksi. Khusus untuk yang di sisi Jawa sendiri penetapan lokasi sudah terbit untuk 3 kabupaten baik di Probolinggo, Situbondo maupun di Banyuwangi dan prosesnya saat ini, sedang melaksanakan proses pembebasan lahan oleh BPN,” terangnya.

Ditambahkan Yoga, untuk yang di sisi Bali, pihak PLN masih berusaha untuk mendapatkan penetapan lokasi, sehingga teman-teman dari BPN memang belum bisa bergerak karena masih menunggu terbitnya izin tata lokasi. “Khusus yang di sisi Bali, kami masih menunggu penetapan lokasi menara, saat ini sudah ada di titik Taman Nasional Bali Barat, mudah-mudahan tidak berubah lagi,” imbuhnya.

Diketahui, Tower raksasanya nantinya  ada dua titik, satu  di sisi Jawa dan yang satu ada di sisi Bali. Untuk yang lainya menggunakan Tower Sutet dengan ketinggian 35 sampai 42 meter dari tanah. Khusus Tower raksasa penyangga untuk menyeberangkan kabel dari jawa ke Bali melibatkan konsultan dari Jerman. Sementara untuk keamanan, PLN mengikuti standar Internasional.

“Prosesnya nanti dari tower ke tower lewat atas, tinggi towernya 376 meter,  andungan terendah atau jarak rendah dari kabel dari titik pasang laut ini 70 meter dan kami sudah mendapatkan izin dari Kementrian Perhubungan, untuk izin selat Balinya dimana tinggi kapal yang melintas di Selat Bali ini adalah 42 meter, Jadi kami masih punya Spears sebanyak 30 meter jarak Aman yang di bisa dilewati oleh kapal di sisi Selat Bali ini,” imbuh Yoga.

Terkait ketinggian Tower dijelaskan Yoga, untuk di Indonesia memang ini rencananya baru yang pertama kali. Tapi kalau di luar negeri sudah banyak. Yang tertinggi itu di Yangtze River Tiongkok ketinggiannya sekitar 340 meter,  “Kemudian kita juga tau di LB River, di Turki sekitar 300 meter lebih, kemudian di Jerman juga sudah ada. Dari teknologi sebenernya bukan sebuah teknologi yang baru, tapi memang tingginya nanti yang ada di Indonesia ini akan menjadi yang tertinggi di seluruh dunia.” Terangnya.

Ditambahkan Yoga, PLN selalu senantiasa menjalankan proses bisnisnya dengan prinsip-prinsip GCG dan juga selalu senantiasa membangun atau menyediakan infrastruktur ketenagalistrikan yang sesuai dengan standart yang ada baik di Indonesia maupun standar internasional yang ada. “Jadi disini, kami bisa yakinkan bahwa semua yang kami bangun infrastruktur yang kami bangun itu semua sesuai dengan standar yang ada sehingga keamanannya pasti terjamin,” tegas Yoga.

Saat ditanya terkait lingkungan. Dijelaskan Yoga, “terkait lingkungan dan sebagainya Saya pikir tidak perlu khawatir karena kami juga sudah cukup banyak membangun transmisi dan itu semua juga sudah ada studinya yang menyatakan bahwa kita tidak perlu khawatir untuk tinggal di bawah atau dekat dengan tower-tower listrik.” Tegasnya lagi.

Menurutnya, karena memang itu tidak tidak berpengaruh terhadap kesehatan dan ini terbukti dengan pihal PLN sudah melakukan AMDAL dari Kementerian LHK, kemudian juga ada beberapa studi juga termasuk dari UI yang menyatakan bahwa ini save dan bahkan ini juga digunakan diseluruh dunia. “Kami sudah Komunikasikan kepada warga, kira kira kepentingannya apa, yang jelas PLN membangun tidak akan merugikan warga.” Pungkasnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here